Mengapa Amerika Serikat Dijuluki Negeri Paman Sam?

  • Whatsapp

JAKARTA, PALUEKSPRES.COM – Pada sebuah pagi di tahun 1812, di Troy, New York, seorang pengusaha daging bernama Samuel Wilson mungkin tak pernah membayangkan bahwa namanya akan abadi dalam sejarah Amerika Serikat. Kala itu, perang antara Amerika Serikat dan Inggris sedang berkecamuk, dan Wilson bertugas memasok daging untuk para tentara. Ia menandai barel-barel dagingnya dengan huruf “U.S.”—singkatan dari “United States”. Namun, bagi para tentara, huruf-huruf itu memiliki makna lain: “Uncle Sam” atau “Paman Sam”.

Julukan itu terus berkembang, menjadi bagian dari cerita rakyat Amerika. Kisahnya kian mengakar, hingga akhirnya Kongres Amerika Serikat secara resmi mengakui Samuel Wilson sebagai inspirasi di balik sosok Paman Sam pada tahun 1961. Sebuah nama yang semula hanya guyonan di barak tentara, kini menjelma menjadi ikon nasional.

Dari Poster ke Identitas Nasional

Wajah Paman Sam yang kita kenal hari ini mulai populer berkat seorang seniman bernama James Montgomery Flagg. Pada tahun 1917, di tengah berkecamuknya Perang Dunia I, Flagg menciptakan sebuah poster rekrutmen yang menampilkan sosok pria tua berjanggut putih, mengenakan topi tinggi bermotif bendera Amerika. Dengan telunjuknya yang teracung ke depan, ia seakan memanggil para pemuda untuk bergabung dengan tentara Amerika. “I Want You for U.S. Army,” begitu bunyi poster yang menjadi salah satu propaganda paling ikonik sepanjang sejarah.

Gambaran ini kemudian berkembang menjadi simbol pemerintahan Amerika Serikat. Ia bukan sekadar wajah di poster, melainkan personifikasi dari negara itu sendiri. Dengan semangat patriotisme yang melekat, Paman Sam menjadi cerminan nilai-nilai yang dijunjung tinggi Amerika Serikat: kebebasan, demokrasi, dan kekuatan.

Simbol yang Terus Hidup

Lebih dari dua abad sejak kelahirannya, simbol itu tetap hadir dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Amerika. Ia tidak hanya muncul dalam poster propaganda, tetapi juga dalam budaya populer. Dari komik hingga film, dari mural hingga meme di media sosial, sosoknya terus beradaptasi dengan zaman.

Namun, Paman Sam tidak selalu hadir dalam konteks heroik. Kadang, ia muncul dalam satire politik dan kritik sosial, mencerminkan perubahan sikap masyarakat terhadap pemerintah dan kebijakan negara. Karikatur-karikatur yang menggambarkan Paman Sam dalam berbagai ekspresi menunjukkan bagaimana simbol ini tetap relevan, baik sebagai alat pemersatu maupun sebagai cermin dinamika politik Amerika.

Hari ini, sebutan “Negeri Paman Sam” sudah tak asing lagi di telinga. Julukan ini bukan hanya sekadar nama panggilan, tetapi juga representasi dari pengaruh Amerika Serikat di dunia. Dari medan perang hingga layar bioskop, dari lembaran sejarah hingga meme internet, Paman Sam terus hidup—menjadi saksi perjalanan sebuah bangsa yang terus berubah. ***

Pos terkait