Lebih dari Sekadar Membangun Sekolah: Revolusi Pendidikan Era Presiden Prabowo

  • Whatsapp

Jakarta, PaluEkspres.com – Pada tahun 1973, Presiden Soeharto meluncurkan kebijakan monumental bernama SD Inpres untuk membangun puluhan ribu sekolah dasar di seluruh penjuru nusantara. Kebijakan ini bukan hanya meningkatkan angka partisipasi sekolah, tetapi juga terbukti secara ilmiah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan generasi penerus. Penelitian oleh Esther Duflo dari MIT terkait dampak SD Inpres bahkan menjadi bagian dari landasan yang mengantarkan dirinya meraih Hadiah Nobel Ekonomi 2019.

Kini, setengah abad kemudian, Presiden Prabowo Subianto menghadirkan visi yang tak kalah transformatif — bukan hanya membangun sekolah, tetapi membangun seluruh ekosistem pendidikan nasional dari akar hingga pucuknya.

Bacaan Lainnya

Dalam pidato Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2025, Presiden meluncurkan 4 kebijakan strategis pendidikan untuk melengkapi 5 kebijakan strategis pendidikan yang sebelumnya telah dimulai. Kebijakan-kebijakan ini menyasar langsung ke jantung masalah pendidikan Indonesia: ketimpangan akses, rendahnya kualitas, dan lemahnya dukungan terhadap anak-anak dari keluarga miskin maupun anak-anak berbakat.

Masalah-Masalah yang Ditangani Presiden Prabowo Kebijakan Makan Bergizi Gratis menyelesaikan masalah gizi buruk yang selama ini menjadi akar dari rendahnya prestasi belajar. Sekolah Rakyat memberi tempat tinggal dan makan layak bagi anak-anak miskin dan memastikan mereka bisa belajar dengan tenang. Sekolah Unggulan Garuda ditujukan untuk memenuhi amanat UU Sistem Pendidikan Nasional, yakni memberi ruang tumbuh bagi anak-anak berbakat luar biasa yang selama ini terabaikan.

Di sisi lain, perhatian besar juga diberikan kepada para guru dan dosen. Mulai dari peningkatan tunjangan guru, skema transfer langsung tunjangan guru ke rekening guru, hingga bantuan kuliah agar para guru bisa menyelesaikan pendidikan D4 dan S1. Bahkan guru honorer, yang selama ini paling termarjinalkan, kini menerima bantuan khusus guru honorer untuk meningkatkan kesejahteraannya.

Tak hanya itu, modernisasi juga menjadi pilar penting. Presiden Prabowo Subianto memerintahkan pengadaan layar pintar di sekolah-sekolah, lengkap dengan materi pembelajaran digital, dan memulai perbaikan menyeluruh untuk sekolah rusak di seluruh Indonesia – dimulai dengan 10.441 sekolah tahun ini.

Pos terkait