“Untuk keperluan ini, Kementerian Ristek Dikti telah menginisiasi berbagai program, di antaranya ialah pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI), Science and Techno Park (STP), pemberian hibah penciptaan Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi, pengembangan unit Transfer Teknologi dan Inkubasi Bisnis.
Untuk dapat melakukan hilirisasi hasil penelitian, perguruan tinggi harus menetapkan kebijakan strategi, dan program-program yang dapat mendukung hal tersebut,” ujarnya lagi.
Ketiga, dalam bidang pengabdian kepada masyarakat, dapat dilakukan melalui kerjasama yang lebih intensif antara perguruan tinggi, bersama pemerintah daerah dan industri, untuk menyelesaikan problem-problem riil, yang dihadapi masyarakat sekitar perguruan tinggi, baik terkait produksi, distribusi maupun teknologi.
Untuk mampu mencapai hal tersebut, perguruan tinggi harus dapat membuktikan diri terlebih dahulu, bahwa mampu menyelesaikan problem-problem riil tersebut. Untuk itu, perguruan tinggi juga harus meningkatkan kemampuannya, untuk menyelesaikan problem-problem praktis melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
“Pimpinan perguruan tinggi, juga harus mampu membuat kebijakan yang menghargai, bahkan memberikan insentif yang cukup bagi dosen-dosen, untuk melakukan kegiatan pengabdian masyarakat, yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan industri,” pungkasnya.
Dalam upacara peringatan Hardiknas 2017 di Untad, Rektor Untad turut menyematkan penghargaan Saytalencana Karyasatya, kepada total 67 orang pegawai di Untad, yang telah mengabdi selama 10 tahun (30 orang), 20 tahun (20 orang) dan 30 tahun (17 orang). Selain itu, Rektor juga menyerahkan secara simbolis, sertifikat pendidik kepada 25 dosen di berbagai Fakultas di Untad.
(abr/HUMAS Untad)