Makrifat Kemanusiaan dalam Puasa

  • Whatsapp

Oleh: Abdul Munir Mulkhan

Bacaan Lainnya

MARHABAN yaa Ramadhan. Selamat datang bulan suci Ramadan, bulan ketika ibadah di dalamnya lebih bermakna daripada ritual seribu bulan.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, menjelang Ramadan tahun ini, kita dikejutkan ledakan bom bunuh diri di Terminal Transjakarta Kampung Melayu, Jakarta Timur. Tiga anggota kepolisian gugur justru saat bertugas menjaga keamanan pawai obor menyambut bulan suci itu, selain beberapa korban cedera luka-luka lainnya.

Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Ucapan duka sudah semestinya kita sampaikan kepada korban tewas dan cedera luka. Semoga keluarga korban diberi ketabahan. Dan, korban yang gugur dari kepolisian dan sipil diterima dengan keridaan Tuhan.

Seperti substansi universal ajaran agama-agama, kemanusiaan mestilah menjadi akar membangun jembatan budaya bagi harmoni berbagai elemen bangsa. Aksi teror dan bom bunuh diri bisa dicegah sejak dini jika empati kemanusiaan menjadi fokus praktik ritual keagamaan.

Seperti setiap tahun, puasa kini datang lagi menyapa umat manusia. Ratusan juta penduduk bumi kini mulai meniti jalan spiritual dan batin memahami jati diri, makna kehidupan, sangkan paraning dumadi.

Akankah kita kembali lupa pelajaran kemanusiaan puasa begitu Ramadan usai dan kita disibukkan mudik Lebaran? Bulan-bulan setelah Ramadan akankah kembali penuh keculasan kemanusiaan, korupsi, ego kelompok, abai nilai kebangsaan, tak peduli sesama, berbuah teror?

Sebulan lamanya umat Islam di dunia melakukan ritual tidak makan-minum dan tidak melakukan hubungan suami istri saat siang. Ritual puasa bukanlah sekadar kerja fisik tidak makan-minum dan tidak berhubungan seksual biologis suami istri. Di dalam puasa terdapat tapa batin yang sudah semestinya menjadi fokus setiap pelaku ritual tersebut.

Buah puasa yang diharap adalah kepedulian sesama, saling sapa dalam hidup harmonis, sebagai makhluk terhormat dan termulia dalam sebuah formula bangsa. Puasa mesti diikuti laku santun, bukan saling hujat atas nama iman, seolah dijamin masuk surga sendirian, menista yang lain yang dicap kafir.

Saat malam ratusan juta manusia di dunia melakukan munajat salat sunah Tarawih, berkomunikasi dengan Sang Pencipta, mencari makrifat kemanusiaan. Pada akhir malam, menjelang subuh, pelaku puasa makan sahur.

Pos terkait