Ini berarti tarif listrik kembali menjadi andil bagi inflasi baik secara nasional maupun untuk Kota Palu. “Tarif listrik akan tetap menyumbangkan angka inflasi hingga bulan Juni 2017,” tegasnya.
Usai lebaran lanjutnya, merupakan awal tahun ajaran baru, di mana para orangtua harus mengeluarkan biaya sekolah untuk anak-anaknya. Misalnya, untuk pembelian baju seragam, sepatu serta buku tulis.
Komponen-komponen pengeluaran inilah yang akan memberi andil cukup besar bagi kenaikan inflasi pada bulan berikutnya, dan tidak menutup kemungkinan akan melampaui angka 4 persen.
“Ini jika tidak terjadi pungutan bagi orangtua siswa, tapi jika terjadi maka makin bertambah besar pengeluaran bagi orangtua siswa,” ujarnya.
Namun secara umum, berbicara mengenai inflasi Kota Palu kata Wahyu, komoditas yang menyumbangkan inflasi terbesar pada bulan Mei 2017 adalah ikan cakalang, ikan bakar, ikan ekor kuning, ikan selar dan tarif listrik.
Kelompok bahan pangan menempati peringkat tertingi sebesar 1,67 persen, kemudian kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,24 persen.
Selanjutnya kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,47 persen, Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,40 persen. Kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen. Kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,09 persen dan kelompok sandang sebesar 0,08 persen.
Dari 82 kota pantauan indeks harga konsumen (IHK) se Indonesai, sebanyak 70 kota mengalami inflasi, sementara 12 kota lainnya mengalami deflasi. Kota Palu berada di peringkat delapan inflasi nasional setelah Kota Tual 0,96 persen, Lhokseumawe 0,90 persen, Tanjung Pandan 0,90 persen, Bandar Lampung 0,89 persen, Banda Aceh 0,86 persen, Metro 0,86 persen, Malang 0,82 persen, Palu 0,81 persen, Kudus 0,80 persen dan Tegal 0,74 persen.
Sementara dari 18 kota di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua), terjadi inflasi di 13 kota dan Kota Palu berada pada peringkat dua setelah Kota Tual 0,96 persen, Palu 0,81 persen, Kendari 0,68 persen, Manokwari 0,60 persen, Mamuju 0,27 persen.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 0,96 persen, sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Manado sebesar 1,13 persen.
(fit/Palu Ekspres)