PALU EKSPRES, PALU – Selain sebagai seorang akademisi di Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Dr. Moh. Nur Sangadji juga dikenal di kalangan anak muda Kota Palu, sebagai seorang yang getol membina anak-anak muda utamanya usia pelajar dan mahasiswa, untuk dapat belajar bahasa asing, baik bahasa Inggris maupun bahasa Prancis.
Pembinaan tersebut dilakukannya, dengan metode praktis dan tanpa dipungut biaya. Saat ini, telah ada beberapa komunitas pecinta bahasa asing di Kota Palu, yang dibina langsung oleh Alumnus Université Jean Moulin, Lyon, Prancis tersebut.
Diakui oleh Nur Sangadji, yang menjadi salah satu motivasinya adalah untuk membayar “utang” di masa lalu, ketika dirinya masih menjadi pelajar di luar negeri. Karena keterpanggilan tersebut, ia bertekad untuk terus memberikan bimbingan untuk belajar bahasa asing, kepada para generasi muda secara gratis.
“Sesungguhnya saya sedang membayar utang, karena di Australia saya belajar bahasa Inggris secara gratis, di sebuah gereja kecil, yang memberi kesempatan kepada semua orang belajar bahasa Inggris gratis, tiga kali seminggu, saya hadir di situ setiap saat,” ujar Nur Sangadji, saat ditemui beberapa waktu lalu.
Ia juga menceritakan pengalamannya, ketika masih masa-masa awal berada di Prancis, dibantu oleh seorang nenek, yang mengajarinya bahasa Prancis, di dalam sebuah asosiasi mahasiswa asing di Prancis.
“Di Prancis, saya diselamatkan oleh seorang nenek-nenek yang mengajari bahasa Prancis, dalam komunitas asosiasi mahasiswa asing di Perancis, saya menjadi bagian dari itu. Saya bahkan berkesempatan berbagi kebudayaan Indonesia, kepada semua anggotanya,” lanjutnya.
Selain itu, Nur Sangadji juga menegaskan, selain untuk kepentingan umum, saling berinteraksi dan mengajarkan bahasa asing kepada para generasi muda Kota Palu, sebagaimana yang sering dilakukannya, juga untuk kepentingannya secara pribadi.
“Selain kepentingan untuk mereka, sesungguhnya ini kepentingan saya juga, untuk menjaga bahasa saya supaya tidak hilang. Karena bahasa itu, jika tidak digunakan akan hilang, language is use or lose,” tandasnya.
(abr/Palu Ekspres)