DIALOG PINANDITA – Para peserta dialog Pinandita, Pemangku dan Tokoh Agama Hindu, saat mengikuti acara pembukaan kegiatan, di Hotel Palu Golden, Rabu, 13 Juli 2016. (KEMENAG.GO.ID)
PALU, PE – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementrian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tengah, melalui Pembimbing Masyarakat Hindu (Pembimas Hindu), Rabu 13 Juni 2016, menggelar kegiatan Dialog Pinandita, Pemangku dan Tokoh Agama Hindu se-Sulteng. Kegiatan ini secara resmi dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kemenag Sulteng, Drs. H. Abdullah Latopada, M.Pd.I. di Hotel Palu Golden. Abdullah menyampaikan, kegiatan dialog ini ¬merupakan kegiatan yang sangat penting, sebagai upaya menyamakan persepsi di tengah keberagaman yang ada.
Menurutnya, Pandita atau pemangku dan tokoh agama Hindu, merupakan pembina umat dalam kehidupan sosial agama Hindu, yang sangat dihormati dan menjadi teladan oleh masyarakat.Abdullah juga menekankan, pandita harus mampu memberikan pencerahan dan pembinaan agama dalam kehidupan sehari-hari. “Hal ini merupakan wujud pelaksanaan ajaran agama yang bertujuan untuk menjaga, mengembangkan, dan menanamkan nilai-nilai keagamaan secara tepat dan berdaya guna,” kata Abdullah.
Abdullah juga mengajak kepada seluruh elemen yang ada, untuk tetap menjaga komitmen, sinergi, keterpaduan, keseragaman, dan saling menjaga keharmonisan, demi terwujudnya masyarakat yang lebih sejahtera lahir dan batin. “Kedepankan upaya musyawarah dalam setiap penyelesaian masalah, sehingga masing-masing dapat saling menyamakan persepsi, sehingga terjadi kedamaian sesuai dengan ajaran Hindu yaitu Santhi,” jelasnya.
Ketua Panitia Pelaksana, Dewa Ayu Karmini, S.Sos, M.Si. dalam laporannya menyebutkan, tujuan kegiatan ini di antaranya ialah, menyatukan persepsi dalam pelayanan keumatan di tengah-tengah umat Hindu, serta meningkatkan komunikasi antar Pandita, pemangku, dan tokoh agama Hindu dengan pemerintah secara berkesinambungan. “Hal ini demi membangun umat Hindu yang harmonis, dan bersinergi dalam pembinaan umat,” terangnya.Kegiatan yang direncanakan berlangsung hingga 15 Juli 2016 ini dihadiri sekitar 40 orang Pandita, pemangku dan tokoh agama Hindu yang berasal dari 11 Kabupaten dan Kota di Sulteng. (mg01)