Sengketa Logika Pasca  Bencana Palu

  • Whatsapp
Screenshot_20181030-102021

Alasan  alamiah yang dilabelkan ilmiah adalah karena intensitas curah hujan yang sangat tinggi (keras/berat dan lama).  Bumi terlewati kemampuan daya serapnya (absorbsi). Limpasan permukaan makin besar membentuk air bah yang menenggelamkan negeri. A priori, tidak ada “time series” yang menjelaskan mengapa ada anomali iklim ?

Alasan yang tersisa (baca : ilmiah) hanyalah faktor moral manusia (human attitude). Sebab, ada fakta sejarah yang menunjukan sejumlah orang diselamatkan dengan sengaja (Nuh beserta pengikutnya). Dan, sejumlah orang dibinasakan (baca : dengan sengaja oleh penguasa langit dan bumi), termasuk isteri dan anaknya Nuh. Jadi jelas bahwa agama bukan cuma doktrin teologi dan seruan dogmatis belaka. Pembuktian ilmiah dan fakta emperis scientific telah pula membuktikannya.

Bacaan Lainnya

Karena itu, bencana yang tercipta sebagai ajab itu bisa dijelaskan. Ada fakta bahwa gunung yang tidak berkategori berapi, bisa erupsi atas kehendaknya. Api yang secara ilmiah harus panas dan membakar. Tapi,  dalam peristiwa nabi Ibrahim, malah dingin. Menyimpang dari kaidah ilmiah.  Apalagi kota Palu yang sudah jelas dilewati sesar yang jadi sebab alamiah sebagai rujukan apologi sains.  Pastilah lebih mungkin lagi tertimpa, tinggal tunggu saatnya. Dan, saat itu ternyata tanggal 28 September 2018. Bertepatan dengan diselenggarakannya lagi festival Palu Nomoni untuk tahun ke tiga.

Lalu, siapa yang salah  ?..Ada yang bilang,  kurang elok bila kita saling cari kesalahan. Tapi saya berfikir,  pada setiap kejadian mesti ada yang harus bertanggung jawab. Dan, sangat mungkin, kita termasuk di dalamnya. Tentu dengan kadar masing masing untuk diuji. Diuji sebagai bahan evaluasi diri dengan konsekwensi dunia akhirat. 

Selanjutnya, marilah terus berfikir karena itulah yang membedakan kita dengan mahluk yang lain terutama hewan. Mereka hanya punya insting, tapi tak punya logika berfikir. Karena itu pulalah, kita  bisa berfikir dan beriktiar untuk bangkit kembali.  Insya Allah…

 
(***/ palu ekspres)
 

Pos terkait