PALU EKSPRES, PALU– Tesar Rahmat (24 Tahun), salah seorang warga penghuni hunian sementara (huntara) di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, ditemukan tewas diduga gantung diri, Selasa (26/3/2019).
Jasad Tesar pertama kali ditemukan oleh Guru SLB Negeri 2 Palu, Dian Anggreni, pada posisi menggantung di plafon ruang kelas Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 2 Jalan Nambo Kelurahan Petobo. Sesuai pengakuan Dian Anggraeni, pada pukul 8.00 Wita, siswa dan guru-guru SLB mengawali aktifitas belajar mengajar di jam pertama dengan berolah raga.
“Karena kebetulan hari itu, jadwal pelajaran pertama adalah olahraga,” ujarnya.
Sekitar pukul 9.30 Wita katanya, tepatnya saat jam ke dua pelajaran akan dimulai, seluruh siswa menuju ruang kelas masing-masing. Saat membuka pintu, ia melihat ada tubuh manusia dalam posisi gantung diri di plafon ruang kelas dengan menggunakan kabel listrik dan sudah dalam keadaan meninggal dunia. “Saya kemudian menghubungi teman-teman guru yang lain untuk selanjutnya menghubungi aparat kepolisian,” ujarnya.
Sementara itu, keterangan orang tua korban, Joni Yunus yang merupakan warga Huntara Petobo mengatakan, korban selama ini memendam kesedihan yang sangat mendalam atas meninggalnya nenek korban pada kejadian likuifaksi di Petobo. Terlebih lagi, jasad neneknya itu tidak berhasil ditemukan hingga saat ini. Hal itulah kemungkinan yang membuat Tesar depresi dan selalu kelihatan murung setiap harinya.
Kapolres Palu AKBP Mujianto dikonfirmasi mengenai kejadian dugaan gantung diri salah seorang warga penghuni Huntara Petobo, Selasa (26/3/2019), membenarkan.
Untuk sementara katanya, laporan yang diterima dari anggotanya di lapangan, warga atas nama Tesar Rahmat itu ditemukan tewas karena diduga gantung diri di plafon ruangan kelas SLB Negeri 2 Palu. Menurutnya, korban diduga masuk ke dalam ruang kelas tersebut melewati plafon kamar mandi yang berada di bagian belakang karena ditemukan adanya bekas kaki dan plafon rusak. “Pintu ruang kelas yang digunakan korban gantung diri masih dalam keadaan terkunci saat saksi membuka pintu tersebut,” ujarnya.
Adapun upaya pihak kepolisian melakukan outopsi untuk memastikan bahwa korban tersebut bunuh diri dengan cara gantung diri, tidak disetujui oleh pihak keluarga korban. “Permintaan keluarga bahwa jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Huntara Petobo,” katanya.