Mu’ti juga berpesan kepada partai politik, para calon anggota legislatif, dan calon presiden-wakil presiden beserta para pendukungnya agar dapat berjiwa besar, legawa, arif, dan bijaksana menerima hasil pemilu. Menurut dia, apa pun hasil pemilu adalah kenyataan dan konsekuensi dari kehendak rakyat Indonesia.
Semua pihak, ucap Mu’ti, terutama para tokoh dan pemimpin bangsa, perlu segera duduk bersama dengan pikiran yang jernih dan hati bersih. Mereka harus bermusyawarah untuk menemukan solusi terbaik bagi bangsa dan negara. Harus ada jalan keluar terbaik yang bisa diterima semua pihak, bukan zero-sum game.
Selain KPU dan Bawaslu, aparatur keamanan juga harus bekerja profesional untuk menjaga keamanan. Aparat keamanan diminta tidak bertindak represif dan mengutamakan pendekatan persuasif. “Menghindari cara-cara militeristis agar terhindarkan dari bentrokan fisik dan jatuhnya korban jiwa,” ucap Mu’ti.
Sementara itu, Menristekdikti Mohamad Nasir menyampaikan imbauan kepada seluruh rektor kampus negeri maupun swasta. Para pimpinan kampus diharapkan bisa menjaga seluruh elemennya untuk tetap independen dalam menyambut penetapan hasil pemilu. “Kampus jangan sampai memprovokasi atau terprovokasi,” katanya setelah mengikuti buka bersama dengan Iluni Universitas Indonesia (UI) di Jakarta tadi malam.
Sementara itu, Komisioner KPU Pramono Ubaid menjelaskan, hasil rekapitulasi pemilu akan diumumkan Rabu (22/5). Dia mengatakan, saat ini masih ada serangkaian hal yang harus dilakukan. Seluruh pihak terkait, terang Pramono, harus menandatangani formulir hasil rekapitulasi.
“Itu hubungannya tidak hanya dengan ke tujuh komisioner, tapi juga seluruh saksi yang hadir di rekapitulasi manual,” ujarnya. Ada ratusan lembar formulir yang harus ditandatangani komisioner dan para saksi.
ICMI Siap Jadi Mediator Rekonsiliasi
Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) mendesak digelarnya rekonsiliasi sebelum 22 Mei. Hal itu penting untuk meredam tensi politik yang terus memanas jelang penetapan rekapitulasi hasil pilpres dan pileg oleh KPU.
Ketua ICMI Orwil Jatim Ismail Nachu mengatakan, dibutuhkan jalan tengah untuk memecahkan kemelut bangsa saat ini. Rekonsiliasi, lanjut dia, adalah jalan keluar di tengah situasi yang terjadi di negeri ini. “Perlu ada cara berpikir hikmah, solutif, dan bijaksana yang mencerahkan. Tanpa melibatkan kepentingan jangka pendek,” tandasnya dalam siaran pers yang dikirim ke Jawa Pos tadi malam.