Pada sisi yang lain, indeks lahan basah untuk pangan, juga sangat rendah (0,50). Krisis air menyebar hampir semua kecamatan, ancaman biodiversitas, perubahan iklim dan efesiensi sumberdaya alam. Maka, hutan Buol harus dilindungi. Apalagi, kawasan 10.000 an ha adalah areal tangkapan hujan (bassin versin = catchment area) bagi tiga irigasi di Buol. Dia, bisa dikategori sebagai “Bentang Alam Hutan Utuh” atau “Intact Forest Landscape” (IFL). Sangat naif kalau dirusak atas nama pembangunan.
Artikel ini saya tulis Sambil mendengar lantunan langit dan terjemahannya. Q.S. Ar-rahman ayat 7, 8 dan 9. Allah menegaskan bahwa : “bumi dan langit ini diciptakan dalam keseimbangan.
Maka, janganlah kamu merusak keseimbangan itu. Dan, tegakan keseimbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi” keseimbangan itu.
Saya tersentak. Bayangkan, bila diizinkan. Di daerah tangkapan air (DTA) untuk irigasi ini, kita buka hutan primer seluas kurang lebih 10.000 kali 1 lapangan sepak bola. Hutan dengan keaneka ragaman hayati tinggi (200 jenis flora), plus ratusan bahkan ribuan jenis fauna dihancurkan untuk tumbuhi satu jenis saja yang bernama Kelapa Sawit.
Ngeri, karena negeri dengan kekayaan mega biodiversitas ini akan merugi tidak terkira. Belum lagi sebagai pengatur iklim, daur hidrologi, siklus nutrisi, pemurnian air dan udara, serta pencegahan erosi, longsor dan banjir.
Belajar dari semua kejadian ini maka perubahan “mindset” harus diikuti dengan “research”. Dengan begitu, keputusan publik yang menjadi kebijakan, dibangun dengan basis informasi dan data yang akurat serta valid. Semua negara Modern membasiskan keputusan publiknya pada hasil kajian (research) sebagai pertimbangan.
Nur Edy, dosen Faperta Tadulako bercerita, bagaimana beliau harus merancang research untuk melihat dampak dari masuknya satu potongan kecil cabang pohon dalam pipa perusaan air minum di Jerman. Hanya sepotong kayu. Bagaimana dengan 10.000 ribuan hektar hutan yang akan di “Land clearing”. Mengapa tidak dilakukan “research” lebih dahulu?
Untuk itu, saya sarankan sejumlah kisi yang boleh dijadikan patokan setelah melalui kajian tersebut.