PALU EKSPRES– Di Jepang pada era industri 4.0 dan society 5.0 hampir tidak ditemukan lagi generasi muda yang bertindak sebagai driver bus dan petugas/pelayan restoran. Hampir semua mereka berusia di atas 60 tahun.
Pemandangan ini dijumpai oleh Kepala Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah Dr. Hasanuddin Atjo saat studi banding bersama beberapa OPD di wilayah bencana Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) ke Haneda, Tokyo, Jepang, 5 hingga 14 November 2019 atas fasilitasi JICA.
Studi banding untuk mempelajari bagaimana skenario pengembangan ekonomi masyarakat Jepang pascabencana terutama gempa dan tsunami bisa sukses tersebut, Hasanuddin Atjo melihat sopir bus telah berusia lanjut. Sebagai contoh Mr. Vakira telah berusia 71 tahun dan terlihat masih energik dan cekatan.
“Demikian juga pelayan restoran,” kata Hasanuddin Atjo melalui keterangan tertulis yang diterima Palu Ekspres, Kamis (6/11/2019).
Dua petugas restoran di Tokyo Jepang berfoto dengan Kepala Bappeda Sulteng Dr. Hasanuddin Atjo. Foto: istimewa
Dari gambaran ini kata Atjo, terihat bahwa pemerintah Jepang berhasil meningkatkan usia harapan hidup warganya, sehingga tidak perlu mereka mendatangkan tenaga kerja dari luar. Selain itu, angkatan muda cendurung bekerja di sektor bisnis, perusahaan yang berbasis transformasi digital.
“Poin penting yang dapat diambil bahwa program meningkatkan usia harapan hidup bagi warga indonesia harus menjadi bagian penting dan strategis,” ujarnya. (fit/palu ekspres)