Memadukan Ketepatan dengan Percepatan untuk Sulteng Hebat

  • Whatsapp

PALU EKSPRES–  Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulawesi Tengah Dr. Hasanuddin Atjo mengatakan di Jepang ada dua jalur rel kereta api. Yang pertama adalah jalur cepat di bawah 200 kilometer per jam. Dan, kedua jalur super cepat dan dinamakan Shinkansen atau “Kereta Peluru” karena kecepatannya mencapai 320 km per jam.

Bacaan Lainnya

Menurut Atjo, teknologi Shinkansen dimulakan pada 1964 bertepatan dengan olympiade Jepang. Kini Shinkansen mendominasi transportasi darat di Jepang dengan jumlah pengguna per hari mencapai 3,5 juta orang.

Rombongan JICA Training Indonesia pada Rabu (6/11/2019) sore waktu setempat berangkat dari Tokyo menuju Sendai ibu kota dari Prefektur Miyagi menumpang kereta api super cepat tersebut. Rombongan JICA ini dalam rangka  studi banding bersama beberapa OPD di wilayah bencana Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) ke  Jepang, 5 hingga 14 November 2019.
“Prefektur kalau di Indonesia disebut provinsi,” ujar Atjo dihubungi dari Palu, Kamis (7/11/2019).

Sendai kata Atjo terletak di bagian utara Jepang, merupakan kota terbesar yang berada di daerah Tohoku, serta kota terbesar ke dua di utara Tokyo. Penduduknya berjumlah 1.030.000 jiwa (2005).

Jarak Tokyo- Sendai kata Atjo, sekitar 350 kilometer dan ditempuh dalam waktu 90 menit. Di Sendai akan dilihat bagaimana pemerintahan dan masyarakatnya membangun kembali Kota Sendai dari bencana gempa bermagtitudo 9.0 yang terjadi di tahun 2011.

“Sendai merupakan daerah dekat pusat gempa dan tsunami yang mengalami kerusakan terparah,” ujar Atjo.

Atjo menambahkan negeri China mulai mengembangkan teknologi jalur rel kereta api super cepat ini di tahun 2007 dan kini menjadi pesaing Jepang. Dari catatan sejarah kecelakaan fatal kereta api super cepat di Jepang belum pernah terjadi dengan ketepatan waktu yang tinggi. Sedangkan di China, prestasinya terkait dengan hal itu masih di bawah Jepang.

Dari fakta-fakta tersebut lanjutnya, bisa ditarik sesuatu kesimpulan bahwa Jepang unggul dalam keteraturan dan China dalam percepatan.

“Kalau dua kenggulan ini disatukan niscaya bisa lebih dasyat lagi. Menjadikan Sulteng bangkit, Sulteng Hebat gabungan dua keunggulan itu bisa sebagai referensi,” ujarnya.

Pos terkait