Sulteng Dapat Kembangkan Inshore dan Offshore Aquaculture untuk Pasokan IKN Baru

  • Whatsapp
IMG_20191222_180400

Oleh Hasanuddin Atjo (Ketua Ispikani Sulawesi Tengah)

ADA dua sektor yang menjadi target sejumlah negara di dunia yaitu menguasai sektor pangan dan energi.

Bacaan Lainnya

Indonesia memiliki keunggulan komparatif maupun kompetitif untuk tujuan itu dikarenakan sebagai negara kepulauan dengan jumlah pulau terbesar di dunia, panjang garis pantai nomor 2 di dunia, beriklim tropis serta memiliki potensi sumberdaya manusia sekitar 260 juta jiwa.

Negeri ini memiliki potensi disektor energi baik fosil maupun energi terbarukan seperti angin, matahari, panas bumi, gelombang dan pasang surut sampai minyak sawit sebagai komplemeter energi fosil. Selain itu negeri ini juga sangat potensial sebagai penyedia dan pemasok pangan, baik yang berasal dari daratan maupun dari perairan (tawar dan laut).

Karenanya sangat beralasan bila Pricewaterhouse Coopers, sebuah lembaga auditor swasta terbesar dunia yang memprediksi Indonesia di tahun 2045 akan menjadi negara dengan kekuatan ekonomi peringkat 5 dunia setelah China, Amerika Serikat, India dan Brasil. Pendapatan perkapita masyarakat Indonesia saat itu sekitar 23 ribu dolar AS, meningkat 19 ribu dolar dari 4 ribu dolar AS di tahun 2018.

Sulawesi Tengah satu-satunya Provinsi di Indonesia yang memiliki 4 Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) RI dari 11 WPP yang dimiliki. WPP 713 di Selat Makasar terdiri dari sebahagian Tolitoli, Donggala dan kota Palu; WPP 714 di teluk Tolo terdiri dari Morowali Utara, Morowali, Luwuk bagian timur, Banggai laut dan Banggai Kepulauan; WPP 715 di teluk Tomini terdiri Banggai bagian barat, Tojounauna, Poso dan Parigi Moutong; serta WPP 716, laut Sulawesi terdiri dari kabupaten Buol dan sebagian Tolitoli.

Inshore Aquaculture adalah budidaya ikan termasuk rumput laut di perairan pantai yang telah dimanfaatkan untuk penyediaan pangan dan kesejahteraan masyarakat, namun pemanfaatannya masih sangat terbatas dan perlu didorong dengan pendekatan yang lebih maju dan berkelanjutan.

Sejumlah komoditas yang telah dikembangkan antara lain udang, ikan damersal (kerapu dan sejenisnya), bandeng, rumput bahkan lobster yang saat ini lagi viral karena harganya yang “selangit”

Pos terkait