Jangan Jadi Generasi “Tidak Cukup Satu”

  • Whatsapp

Oleh Hasanuddin Atjo

Presiden Jokowi optimis bahwa di tahun 2045 pendapatan per kapita masyarakat Indonesia menjadi 23.000 dolar US per tahun atau sekitar 322 juta rupiah.  Mendudukkan Indonesia dengan kekuatan ekonomi nomor 5 dunia setelah China, AS, India dan Brasil dengan total pendapatan negara sekitar 7 triliun dolar US.

Bacaan Lainnya

Sementara itu di tahun 2019 pendaparan per kapita masyarakat Indonesia hanya mendekati angka 4000 dolar US  atau 56 juta rupiah per tahun. Dan pendapatan negara baru sekitar satu triliun dolar US

Menuju ke arah itu, maka di priode 2019-2024 ada lima program super prioritas Jokowi-Mar’uf Amin antara lain,  Pertama,  Pengembangan SDM; Ke dua,  Pengembangan Infrastruktur; Ke tiga,   Penyederhanaan Regulasi; Ke empat,  Penyederhanaan Birokrasi serta  ke lima,  Transformasi Ekonomi. 

Di tahun 2017 saya diundang oleh salah satu institusi pendidikan tinggi Negeri di Jakarta untuk memberikan kuliah umum sekaligus ajang pemberian motivasi sebagai bekal  di saat mereka nanti terjun  di masyarskat.

Di hadapan kurang lebih seribu anak didik, saya diperkenalkan oleh pemandu acara.  Menurut saya agak berlebihan, tapi saya terima sebagai sebuah penghargaan.  Si pemandu mengatakan bahwa sang pemantik (narasumber) kali ini adalah orang yang “luar biasa” karena beliau ini dikenal dengan kapasitas “Three in One” artinya beliau adalah seorang Akademisi, Birokrat, dan juga sekaligus  sebagai Bussinesman atau pelaku usaha.

Kulit di muka  saya sedikit terasa tebal  karena  pujiannya agak berlebihan.  Tetapi saya  langsung berpikir positif bahwa mungkin si Pemandu mengharapkan agar peserta didik lebih serius mengikuti kuliah umum saya.

Saya mulai kuliah umum dengan  topik pertama  berkaitan dengan “generasi”.  Saat ini di dunia ada tiga generasi.  Pertama generasi milenial yang lahir setelah tahun 1980.  Kedua generasi non melenial (biasa disebut baby boomers) yang lahir sebelum tahun 1980.  Karakter berpikir milenial cenderung adaptif, inovatif dan update.  Sedangkan karakter berpikir non milenial atau baby boomers secara umum cenderung konvensional, tidak melek teknologi terutama teknologi informasi bahkan ada ketergantungan.

Pos terkait