Medsos Bisa Kurangi “Paninja Pelabuhan”

  • Whatsapp
84631962_196690478194656_5428272563979550720_n

Tiga tahun lalu teringat sewaktu peluncuran buku Prof. Rhenal Gasali di rumah perubahannya. Salah satu pembahas dalam acara itu adalah Ridwan Kamil, Walikota Bandung. Beliau mengemukakan bahwa teknologi informasi sangat dahsyat manfaatnya bila digunakan secara benar.

Pengalaman Ridwan Kamil untuk sepakat dengan komunitas di satu pasar tradisional di tengah kota, tidak cukup satu bulan. Pedahal sudah lima priode walikota belum pernah terjadi kata sepakat.

Bacaan Lainnya

Skenario yang dibangun oleh Ridwan Kamil adalah dengan membagikan HP android kepada tokoh-tokoh yang ada dalam komunitas itu, kemudian membuat washaap group.

Komunikasi terjadi setiap saat tanpa kenal waktu, dan langsung dapat tanggapan dari sang walikota. Dengan cara seperti ini, maka hasilnya tidak sampai sebulan disepakati sebuah kesepakatan. Satu cara yang bisa dicontoh. Kini Ridwan Kamil telah terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat.

Tahun 2020 adalah pesta demokrasi untuk memilih kepala daerah baik sebagai gubernur maupun sebagai bupati atau walikota. Sudah banyak terpasang baliho di sudut-sudut jalan maupun ruang-ruang publik. Bahkan ada yang sudah berkunjung ke lapangan dan ratap mula dengan masyarakat melakukan sosialisasi.

Masih jarang calon peserta kontestasi yang memanfaatkan media sosial sebagai sarana Sisialisasi melalui akun pribadinya. Pedahal dengan medsos kita dapat mengembangkan dialog pendekatan Penta Helix terdiri dari (Akademisi, Bussines, Community, Goverment dan Media ABCGM), yang kebih murah dan lebih cepat.

Melalui media sosial di akun pribadi peserta kontestasi , masyarakat dapat mengetahui tentang konsep dan strategi membangun daerah dan bisa terjadi dialog terbuka yang sifatnya adu konsep, adu argumentasi yang saling menguatkan.

Sejumlah pengamat berharap kiranya masyarakat pemilik hak suara tidak lagi terperangkap dengan “janji” yang menbuat masyarakat terbuai dan senang. Saatnya masyarakat harus tau tentang konteks dan kontent dari sang calon peserta kontestasi.

Kiranya masyarakat tidak lagi terperangkap dengan sebutan “beli kucing dalam karung”. Artinya orang sudah tau bahwa di dalam karung itu ada kucing, tetapi orang belum tau apakah kucing itu mampu memainkan perannya sesuai janjinya.

Pos terkait