Kesemua yang disebutkan di atas, lebih disebabkan oleh kualitas Sumberdaya manusia dalam melaksanakan tatakelola pemerintahan di garda terdepan.
Kondisi sumberdaya manusia yang dimiliki sangat bervariatif. Semakin ke timur kondisinya semakin perlu mendapat perlakuan yang lebih.
Jepang, setelah perang dunia ke dua mengubah pola konsumsi masyarakatnya dari karbohidrat bergeser ke makanan yang lebih bergizi dan menyehatkan seperti komoditas hortikultura, ikan dan sejumlah protein lainnya. Setelah 30 tahun, dengan konsep “Smart Village dan Smart Farming” , bangsa Jepang menjadi cerdas dan sehat dengan pendapatan per kapita (2018) sebesar 43.500 dolar US.
Karena itu peran Kepala Daerah, Gubernur dan Bupati/Wali Kota menjadi sangat strategis mewujudkan desa tangguh dan mandiri disetiap wilayahnya. Diperlukan sejumlah contoh “Smart Village” atau desa cerdas dengan pendekatan “Smart Farming” sebagai “role model”. Untuk selanjutnya menjadi banch marking bagi desa-desa lainnya. Hanya saja “Smart Village” itu harus diseriusi, dirancang dan dikawal oleh pihak-pihak yang kompeten. SEMOGA.