Neraca Dagang Kembali Defisit

  • Whatsapp
Defisit

Secara kronologis, lanjut Kecuk, BPS mencatat penyebaran virus korona yang dilaporkan di Wuhan, Hubei, Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019. Kemudian diidentifikasikan terjadi pada tanggal 3-5 Januari 2020.

Pada 20 Januari 2020, beberapa negara mulai melakukan langkah antisipasi berupa pengecekan suhu badan. Tapi, saat itu, World Health Organization (WHO) belum merekomendasikan pembatasan perjalanan ataupun ekspor impor.

Bacaan Lainnya

Sejalan dengan hal itu, dinamika perdagangan RI dengan Tiongkok menjadi salah satu faktor yang harus diwaspadai. Sebab, berdasarkan kalkulasi Bank Dunia, penurunan ekonomi Tiongkok 1 persen akibat korona berpotensi menurunkan ekonomi hingga 0,3 persen terhadap ekonomi Indonesia. Selain dampak pada kinerja perdagangan, yang paling terpengaruh juga kondisi wisatawan Tiongkok memiliki andil 12 persen terhadap keseluruhan jumlah wisatawan.

Terpisah, Ekonom Indef Bhima Yudhistira menuturkan,kebijakan B30 bukan menjadi faktor utama pengendali defisit neraca perdagangan.Menurut Bhima, selain karena virus korona, faktor lain yang menjadi penyebab yakni karena adanya perlambatan permintaan industri di dalam negeri.Bhima menyebut bahwa konsumen menahan permintaanseiring dengan tingginya ketidakpastian global.

‘’Sehingga impor bahan baku danbarang modal pelaku industri manufaktur di-rem. Ini sejalan dengan data PMIbulan januari yang anjlok dari 49,5 ke 49,3 per Januari 2020. Jadi (defisitneraca dagang ini menjadi) tanda-tanda industri sedang bermasalah,’’ ujarnya kepada Jawa Pos.

(dee/jpc)

Pos terkait