Palu Alami Deflasi Tertinggi Kedua Setelah Inflasi 1,42 Persen

  • Whatsapp
Kepala BPS Kota Palu, G.A Nasser. Foto: Dok

PALUEKSPRES, PALU– Kota Palu mengalami deflasi tertinggi kedua di kawasan Sulawesi, Maluku dan Papua (Sulampua) pada periode Mei 2022, setelah sebelumnya mengalami inflasi sebesar 1,42 persen.
Berdasarkan laporan BPS, selama Mei 2022, Kota Palu mengalami deflasi sebesar 0,19 persen.
Kepala BPS Kota Palu, G.A Nasser menjelaskan, kondisi deflasi yang dialami Kota Palu karena dipengaruhi penurunan indeks harga/deflasi yang terjadi pada tiga kelompok. Penurunan indeks harga tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,52 persen. Diikuti kelompok pakaian dan alas kaki, serta kelompok kesehatan
masing-masing sebesar 0,14 persen. Disusul kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,02 persen.
Sebaliknya peningkatan indeks harga/inflasi yang tertinggi terjadi pada kelompok transportasi sebesar 1,01 persen. Selanjutnya kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,50 persen. Kemudian kelompok perlengakapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,37 persen.
Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,15 persen, serta kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga 0,10 persen.
“Sedangkan pada kelompok
pendidikan serta penyediaan makanan dan minuman/ restoran pada bulan ini terpantau stabil,” kata Kepala BPS Kota Palu G.A Nasser dikutip dari rilis BPS Kota Palu, Kamis (2/5/2022).

Deflasi Kota Palu menurut Nasser, disumbangkan oleh andil negatif terhadap inflasi pada kelompok makanan,
minuman, dan tembakau sebesar 0,40 persen; kelompok pakaian dan alas kaki serta kelompok kesehatan masing-masing memberikan andil 0,01 persen; dan untuk kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya juga memiliki andil negatif terhadap inflasi, namun andilnya di bawah 0,01 persen.
Masih menurut Nasser, terdapat empat kelompok komoditas lainnya yang memberikan andil sebaliknya terhadap deflasi dan dua kelompok komoditas lainnya tidak memberikan andil pada deflasi Kota Palu.
Beberapa komoditas yang memiliki andil positif terhadap deflasi Mei 2022 lanjutnya, di antaranya, ikan selar/ ikan tude sebesar 0,37 persen; ikan cakalang/ ikan sisik sebesar 0,15 persen; minyak goreng sebesar 0,06 persen; cabai rawit dan ikan layang/ ikan benggol masing-masing 0,04 persen.
Selanjutnya, jagung manis sebesar 0,03 persen; cumi-cumi dan bayam masing-masing 0,02 persen; serta sawi hijau dan parfum masing-masing 0,01 persen.
Sementara itu, beberapa komoditas yang memiliki andil negatif terhadap deflasi
antara lain, angkutan udara 0,14 persen, daging ayam ras 0,06 persen, ikan ekor kuning dan sabun mandi masing-masing 0,04 persen, rokok kretek filter, tomat, kacang panjang, kentang, bawang merah dan telur ayam ras masing-masing 0,02 persen.
Adapun laju inflasi tahun kalender pada bulan April 2022 sebesar 2,94 persen dan inflasi year on year
(Mei 2022 terhadap Mei 2021) sebesar 3,70 persen. (bid/PALUEKSPRES)

Pos terkait