Covid-19, Menyadarkan Pentingnya Peran Keterbukaan dan Kemandirian

  • Whatsapp

Impor pangan dan energi kita di tahun 2019 relatif masih tinggi, meskipun ada penurunan dari tahun 2018. Total impor per Desember 2019 mencapai US$ 14,50 miliar. Impor nonmigas termasuk pangan capai US$ 12,37 miliar dan impor migas US$ 2,13.

Karena itu, inilah yang menjadi salah satu landasan mengapa Presiden Joko Widodo bersama kabinetnya tidak memilih kebijakan, “Lockdown Penuh”, terkait Pandemic Corona Covid-19. Kemudian memutuskan “Lockdown Terbatas atau Parsial”.

Bacaan Lainnya

Kebijakan yang diambil Presiden Jokowi dipandang sejumlah kalangan sudah tepat, karena sejumlah Negara yang menerapkan “Lockdown penuh” seperti India dan Amerika Serikat terbukti menuai sejumlah masalah sosial baru yang lebih memperparah keadaan.

Ada tiga pesan yang dapat menjadi renungan kita untuk ke depan dari bencana Pandemic Corona ini. Pertama adalah pengembangan dan pemanfaatan teknologi digitalisasi. RT dan RW serta desa harus didorong ke arah ini agar keterbukaan informasi bisa dipercepat.

Kedua pengembangan sumberdaya alam kita untuk kemandirian pangan dan kemandirian energi yang menurut analisis Pricewaterhouse Cooper, 2017 Indonesia sangat potensial menjadi negara mandiri dengan prediksi Pendapatan total di 2045 sebesar US$ 7 triliun dan mendudukkan Negeri ini di peringkat ke 5 dari kekuatan ekonomi.

Semua ini akhirnya berpulang kepada pemimpin di daerah masing-masing.
Diperlukan pemimpin daerah yang inovatif, adaptif dan selalu update untuk menggapai harapan itu. Semoga.

Pos terkait