Saya pikir masih banyak adik -adik mahasiswa kita bernasib serupa atau bahkan lebih susah. Saya sangat kagum kepada mahasiswa jenis ini. Mereka punya semangat juang (figting spirit) yang sangat tinggi.
Karena itu, saya tidak pernah memarahi mahasiswa yang terlambat atau bahkan tidak ikut kuliah saya. Sebab, saya beranggapan, tidak ada mahasiswa yang malas. Bila mereka tidak ikut kuliah. Itu, karena mereka sedang rajin di tempat lain.
Tugas saya sebagai guru adalah menciptakan perkuliahan sedemikian rupa hingga mereka merasa rugi kalau tidak ikut perkuliahan. Dalam hal ini, saya punya patron guru sebagai teladan. Antara lain, Prof Matulada, Ir, Tjuk Soroso dan Ir. Sukarno Tarakuku. Ketiganya telah wafat. Doa ku untuk mereka. Semoga memperoleh rahmat dan ampunan. Guru yang terakhir, pak Sukarno ini, masih diminta oleh mahasiswa untuk masuk lagi. Padahal, frekuensi tatap muka sudah selesai.
Kembali ke status ekonomi mahasiswa kita, saya telah minta pimpinan universitas untuk berpihak secara sengaja. Pertama, setiap keluarga dosen mengadopsi mahasiswa miskin ini. Ada ribuan dosen dan pegawai, bila ini didorong sebagai gerakan. Efeknya akan sangat berarti.
Supaya tidak disebut hanya bicara atau habis di cerita, maka saya tunjukkan contoh. Semoga tidak riya. Dengan kemampuan yang kami punya. Kami pernah menampung anak Luwuk keturunan Jawa. Anak Tolis keturunan Bugis. Dua anak Lero Pantai Barat keturunan Kaili. Empat anak Banggai Pulau dan juga anak Ambon. Keturunan ini sengaja ditulis untuk tunjukkan bahwa mereka semua anak Indonesia. Juga, untuk bilang bahwa kami tidak punya kaitan sanak famili. Pernah juga orang Jepang dan Canada, tapi itu orang berada. Meskipun, tinggal secara kekeluargaan.
Bila mereka tinggal di rumah kita, minimal bebas biaya kost dan konsumsi harian. Insya Allah, tidak terasa bagi kita. Tapi, sangat berarti bagi mereka. Beberapa dari mereka sudah selesai. Sekarang, masih tersisa tiga lagi.
Kami juga syukurlah, punya sepotong lahan. Ukurannya cuma 20 X 50. Namun, di lahan ini sudah lebih 10 sarjana pertanian lahir. Ada sarjana Ubi. Sarjana Jagung, sarjana Kacang. Sarjana Tomat. Saya berkelakar, lagi tunggu ada yang mau teliti cabe. Agar lengkaplah menjadi sarjana dabu-dabu. Semuanya serba gratis. Saya ingin ajak semua karib untuk bantu generasi dengan beri contohnya.
Semogalah menjadi amal jariyah. Amin yaa Rabb.