Status Ekonomi Mahasiswa Kita

  • Whatsapp
Muh. Nur sangadji


Kedua, mengurangi tunjangan kinerja (serdos) untuk dosen dan pejabat yang bagi saya tidak rasional. Baik besarannya maupun rasio berdasarkan jenjang jabatan yang sangat menyolok dan tidak adil. Meskipun banyak nurani belum tersentuh. Saya tetap menyuarakannya. Terutama, selaku anggota senat universitas. Semogalah ada kesadaran segera. Mumpung kita sedang dicoba dengan wabah corona.

Ketiga, mengurangi secara signifikan penjalanan dinas. Terutama ke luar negeri dengan tingkat urgensi yang tidak terukur. Bayangkan, bila setiap individu dosen yang bertandan ke luar negeri mengabiskan Rp 50 Juta sampai dengan Rp75 juta. Berapa mahasiswa miskin yang bisa kita selamatkan dengan dana tersebut.

Bacaan Lainnya

Ini, sama sekali tidak berarti kunjungan dinas tidak boleh lagi. Boleh, tapi harus konkrit “out put, outcome dan impact”nya. Harus terbaca pertanggungjawabannya. Maka, saya menegaskan perlu ada “listing” yang menggambarkan secara jelas. Informasi tentang siapa yang pergi, ke mana, kapan, di mana, untuk apa dan berapa biaya yang dihabiskan serta apa yang diperoleh. Dengan begitu, akan nampak siapa saja yang sering mondar mandir keluar negeri. Dan, apa hasilnya. Bila tidak rasional, wajib kembalikan budgetnya ke kas negara. Ini butuh “strong leadership” dan “high comitment” dari penyelenggara institusi.


Untuk ini saya menaruh salut dan respek yang tinggi kepada beberapa karib yang saya tahu. Mungkin ada yang lain, tapi saya belum tahu. Mereka adalah Muktar (Marhum dan Lutfi). Kebetulan, punya nama depan yang mirip. Satunya, ketua Senat Fakultas. Dan, satunya lagi, Dekan. Mereka berdua ini yang tegas menolak gagasan untuk memperjalankan Dekan dan Ketua Senat ke Australia di bulan Maret kemarin.

Tapi, kalau hanya mereka berdua pastilah tidak dihirau. Ternyata, Corona yang membatalkannya. Setelah Corona berlalu, saya tidak tahu apakah napsu plesiir ini masih tetap ada. Napsu yang pada zaman Orde Baru, kampus sangat marah. Marah kepada anggota DPR yang gemar jalan- jalan ke luar negeri. Di era ini, justru kebalikan atau menjadi bahagiannya.

Andaikan jadi pergi, ada kurang lebih 22 orang. Potensi dana yg diduga habis seketika dalam waktu sekitar satu minggu adalah Rp1,5 Miliar sampai dengan Rp2 miliar. Ada ratusan mahasiswa miskin yang dapat kita selamatkan dengan besaran budget ini. Mereka, anak-anak kita. Tanggung jawab kita sebagai Orang tua, Guru dan Generasi yang lahir lebih dahulu. Wallahu alam bi syawab.

Pos terkait