PALU EKSPRES, PALU – Teror covid 19 menggiring suasana batin publik, pada level kewaspadaan yang nyaris sama. Saat negara terasa kurang lincah karena dibebat kultur birokrasi, muncul inisiatif dari kelompok dan individu untuk berkontribusi dalam penanganan laju virus yang belum ada obatnya itu. Publik pun turun tangan dengan caranya sendiri.
Ada yang melakukan donasi untuk orang-orang terdampak, membuat pakaian pelindung khusus tenaga medis, membuat dan membagi cairan pembersih tangan hingga ada yang membiarkan dirinya terpanggang di bawah terik 32 derajat, berjalan kaki puluhan kilo, menyusuri trotoar kota, menapak aspal panas, demi sebuah ikhtiar memutus mata rantai virus asal Wuhan-China ini.
Adalah Ilham (35) (bukan nama sebenarnya) kepada wartawan ia meminta namanya tidak ditulis. Ia meminta namanya disebut badut saja. Ia seorang pengamen yang sejak covid 19 masuk di Kota Palu memilih tak lagi mengamen di pusat keramaian. Selain tak ada lagi kerumunan seiring pembatasan sosial (social distancing), Ilham memanfaatkan kelebihannya, mengimbau warga Kota Palu, mematuhi anjuran pemerintah. Tulisan poster, seperti di rumah saja, jaga jarak, jaga kebersihan diri, jangan lupa pakai masker terbaca dengan mencolok. Poster disampirkan di leher. Orang pun tak bisa mengidentifikasi sosok misterius ini, karena tertutup pesan pesan yang menempel menutupi tubuh.
Spot mengamen yang sebelumnya di lapak-lapak keramaian kini berpindah tempat. Ilham beralih menyusuri jalanan di Kota Palu. Cuaca kota di garis equator, pada hari hari ini terasa menyiksa, dikisaran 32 – 33 derajat. Panas terik itu pun diabaikannya. Menyusuri jalan hingga 30 kilometer setiap hari. Menyeruh tiada henti. Mengetuk hati orang-orang agar mengindahkan imbauan pemerintah untuk cukup di rumah saja. Jangan keluar jika tidak ada keperluan yang urgen.
Layaknya badut, Rahmat berjoget, bernyanyi menghibur warga di ruas ruas jalan utama, seperti Jalan Moh Hatta – depan Gubernuran Siranindi, Jalan Monginsidi, Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan Samratulangi. Seperti yang terlihat, Sabtu 18 April 2020. Di kawasan Bumi Nyiur, Jalan Suprapto, bermodal pengeras suara mungil yang ditentengnya, ia terus menyuarakan pesan-pesannya. Di jalan lengang itu dia benar-benar menarik perhatian warga yang berpapasan dengannya.