PALU EKSPRES, PALU – Kemenkes RI telah menyetujui pengajuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang diajukan Pemerintah Kabupaten Buol. Kini, pemberlakuan PSBB tinggal menunggu Gubernur Sulteng mengesahkan Perbup tentang PSBB untuk ditandatangani.
Menjelang berlakunya PSBB, Bupati Buol Amirudin Rauf menerima wawancara per telepon dengan Palu Ekpres, Minggu 10 Mei 2020. Ia menjelaskan banyak hal tentang kesiapan pemerintah, bagaimana masyarakat menyikapinya serta apa yang boleh dan tidak boleh selama PSBB diberlakukan.
Kabupaten Buol dengan penduduk sekitar 150 ribuan jiwa, kata dia, siap atau tidak siap sudah harus menjalani PSBB yang diikhtiarkan untuk memutus mata rantai sebaran coronavirus desease 2019 (covid 19) yang per hari ini, Senin 11 Mei 2020, sudah mencapai 37 orang terkonfirmasi positif. Jumlah ini menempatkan wilayah paling utara di Sulawesi Tengah itu, dengan pasien positif covid terbanyak di daerah ini.
dr Rudi demikian ia biasa disapa, sebenarnya selama ini Pemerintah Buol sudah melakukan PSBB secara terbatas. Seperti himbauan tidak berkerumun, menjaga jarak, meliburkan sekolah dan imbauan untuk melaksanakan protokol covid 19. Hanya saja, hasilnya belum efektif karena hanya bersifat imbauan. Tidak diikuti dengan sanksi tegas. Ini berbeda dengan PSBB. Pemerintah akan bersikap tegas terhadap warga yang tidak mengindahkan protokol PSBB. ”Sanksinya penjara satu tahun bagi pelanggar,” ujarnya mengingatkan. Kelak jika PSBB sudah berjalan, pemerintah akan menggencarkan pelacakan dengan rapid test. Sekalipun alat rapid test jumlahnya sangat terbatas.
Jadi pelacakan hanya dilakukan pada orang-orang yang berpotensi terpapar virus. Yaitu, yang melakukan perjalanan dari luar Buol maupun dari luar Sulawesi Tengah. Saat ini di Buol ungkap mantan Dirut RSUD Undata ini, dari 37 kasus positif, 30 di antaranya berasal dari klaster Gowa -kelompok yang baru-baru ini melakukan pertemuan massal di daerah itu. ”Jadi kemungkinan kelompok ini sudah saling menularkan kepada anak dan istrinya,” katanya. Ada juga yang klaster Jakarta dan Palu. Namun yang terbesar adalah kelompok Gowa.