Kata Prof Ramadanil, banyak ilmuan yang karya intelektualnya tidak tersebar. Bekerja dalam diam. Tapi, manfaatnya bagi bangsa dan masyarakat sangat luar biasa. Saya menyela, pernyataan begini saat ini baru pas, bila diucapkan oleh seseorang yang karya ilmiahnya tembus ke level dunia. Contohnya, beliau sendiri. Bila bukan, tetap saja dianggap “apologi” atau “vested interest”. Begitulah dunia.
APARAT SIPIL NEGARA
Satu hal yang tidak diungkap oleh tulisan cuitan tersebut adalah ASN sebagai satu kelompok yang dapat digerakan secara vertikal. Mereka dapat BLT (tanda kutip) dari negara dengan imbalan kerja. BLT itu bernama gaji sebagai kewajiban negara. Negara punya tanggung jawab untuk menggaji pegawainya. Di belakang mereka, bergantung nasib orang lain.
Kepada komponen masyarakat tertentu, negara juga punya tanggung jawab. Mereka adalah fakir miskin dan anak terlantar. Dipilih kalimat kewajiban atau tanggung jawab ini dengan kata-kata, “dipelihara oleh negara”. Orang yang dipelihara di satu rumah tangga, biasanya juga ikut bekerja. Manfaatnya untuk keluarga bersangkutan, termasuk dirinya. Misalnya, bekerja mencuci piring, menyapu dan membersihkan halaman. Manfaatnya dirasakan semua keluarga.
GAJI FAKIR MISKIN
Karena itu, saya fikir, fakir miskin dan anak terlantar pun bisa dinaikkan statusnya penggajiannya seperti ASN. BLT nya diberi periodik, tapi ada imbalan balik kerja untuk dirinya. Kota Palu dimasa Wali Kota Rusdi Mastura, melakukannya. Ilmuan Tadulako, Akhlis Djerimu dan kawan kawan ikut merancangnya. Banyak yang mencibir. Tapi logikanya mengena. Rusdi telah wakili negara untuk memberi pekerjaan kepada rakyat. Ada juga yang bilang, itu kerja rodi. Tapi, rodi yang kita tahu adalah pemaksaan kerja tanpa imbalan.
Pertanyaannya, ASN yang diberikan gaji, apa kontribusinya bagi negara ? Kita akan jawab dari banyak sudut tergantung profesinya. Namun, selain untuk negara, juga untuk individu dan keluarganya. Gaji itu pula, bisa digunakan untuk modal bagi usaha lain. Usahanya apa ? Kita juga tidak tahu satu per satu. Lalu, apa bedanya dengan BLT untuk fakir miskin ? Mereka juga bisa gunakan untuk modal bagi usaha lain. Bedanya, mereka butuh pembinaan dan pendampingan intensif.