Covid-19 Dinilai Bisa Turunkan Partisipasi Pemilik Suara

  • Whatsapp
Hasanuddin Atjo

Oleh Hasanuddin Atjo

Boleh dikata bahwa tidak satupun masyarakat dunia merasa nyaman dengan pandemic Covid-19. Dan hampir semuanya menjadi stres karena adanya tekanan emosional berupa cemas, sedih dan marah.

Bacaan Lainnya

Bagaimana tidak, wabah pandemic Covid-19 telah menelan korban meninggal dunia yang tidak sedikit. Dan dahsyatnya lagi tidak pilih-pilih status. Apakah dokter dan tenaga medis, pejabat dan bukan pejabat, orang yang berpunya maupun tidak. Ditambah lagi pemakaman korban meninggal menysesuaikan dengan tatacara protokol Covid-19 antara lain di pekuburan khusus, minim jumlah keluarga dan sahabat yang melayat . Kesemuanya ini membuat masyarakat menjadi stres.

Di lain sisi , Covid-19 juga telah berdampak terhadap krisis ekonomi yang makin dalam, cenderung ke arah depresi, gelombang PHK dan dirumahkan terjadi hampir di semua sektor usaha mulai skala mikro kecil hingga skala besar. Kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan semakin menjadi. Dan ini kemudian membuat masyarakat bertambah stres.

Sejumlah referensi menyebutkan bahwa seseorang yang dilanda stres karena tekanan emosional biasanya mulai terprovokasi dan termotivasi mencari tahu faktor eksternal yang jadi musababnya. Dan kemudian memvonis serta mempersalahkan faktor eksternal itu.

Pandemic Covid-19 bisa dikatakan sebagai faktor eksternal penyebab. Masyarakat tentunya sadar untuk tidak menyalahkan virusnya. Dan kesalahan itu akhirnya berpindah kepada bagaimana tatakelola sebuah wilayah. Ujung-ujungnya berakhir kepada penilaian terhadap kadar kualitas maupun integritas dari pemimpinnya.

Dalam kasus Covid-19 masyarakat bisa menilai bagaimana kualitas dan integritas pemimpin wilayah. Mulai yang paling bawah ketua RT, RW, kepala Desa sampai teratas seorang kepala Daerah maupun kepala Negara dalam menangani laju penularan pandemic Covid-19 dan upaya dan skenario perbaikan dan pemulihan ekonomi yang terus makin tertekan.

Pilkada serentak di tahun 2020 akan dilaksanakan dalam suasana pandemic Covid-19, suasana krisis ekonomi dengan sebuah regulasi New Normal. Tanpa kampanye fisik, membatasi ruang gerak tim sukses untuk bertemu dan mengarahkan sejumlah pendukung. Karena itu sejumlah kalangan menilai bahwa pilkada kali ini sangat berbeda dengan Pilkada sebelumnya.

Pos terkait