Libu Todea Angkat Isu Infrastruktur dan Kesadaran Masyarakat

  • Whatsapp
Libu todea virtual dipusatkan di Kantor Bappeda Palu, Kamis malam 10 September 2020. Foto: Hamdi Anwar/PE

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Pali, Sumardi, berpendapat, prilaku masyarakat perlu distimulasi dengan memberi contoh. Dan contoh itu harus ditunjukkan langsung aparatur pemerintahan, organisasi perangkat daerah (OPD).

“Harus intripeksi diri bagi OPD itu sendiri sebagai contoh bagi masyarakat. Harus menunjukkan keteladanan untuk berprilaku bersih,”katanya.

Bacaan Lainnya

Fadli, pejabat mewakili Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Sulteng, menyarankan perlu adanya sinergi Pemkot Palu dan Pemprov Sulteng untuk mengatasi masalah ini.

Hal itu bisa dimulai dengan menyusun Perwali pemilahan sampah. Mensosialisasikan bersama pembentukan kawasan bebas sampah agar mendorong kesadaran masyarakat. Serta perlunya digelar lomba kebersihan tingkat kecamatan.

Selanjutnya, Ketua Ikatan Ahli Perencana Palu, Pinkan, mengutarakan, pendidikan yang harus ditumbuhkan bagi masyarakat adalah prinsip untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap sampah yang ia hasilkan.

Ia sependapat, bahwa partisipasi masyarakat harus diberi contoh. Serta  harus ada kepastian yang membuatnya mau bertanggung jawab terhadap sampah yang dihasilkan.

“Saya menilai harus ada reward insentif. Misalnya bagi mereka yang memanfaatkan pekarangan untuk mengolah sampah. Agar, tanggung jawab peran individu mengolah sampah pribadi dan rumah ini bisa berjalan,”jelasnya.

Hemat dia, prilaku warga yang bertanggungjawab atas kebersihan adalah bagian yang perlihatkan suksesnya sebuah  kota dalam program kebersihan.

“Ini perlu kolaborasi untuk menaikkan pesan tersebut. Mulai dulu dengan memberi contoh dari pemerintah sendiri,”paparnya.

Selanjutnya Nifa, pejabat dari Dinas Kesehatan Palu menyebut, bahwa pengelolaan sampah bisa dilakukan dengan berbagai pola. Misalnya membuat bricket berbahan dasar sampah sebagai langkah pemberdayaan masyarakat terhadap pengelolaan sampah.

“Sampah bisa jadi briket dan listrik.
Bangun pengelolaan sampah maka masyarakat akan ikut partisipasi. Dan perlu efektifitas anggaran pengelolaan sampah,”ujarnya.

Bicara soal drainase, Zubair Butudoka menganggap bahwa secara teknis sistem drainase di Kota Palu memang bermasalah. Ini menjadi salah satu penyebab mengapa setiap kali hujan air meluap dan membawa material sampah.

Pos terkait