Susi Susilawati, SHI, MH (Dosen Fakultas Hukum Universitas Tadulako)
Di tahun 2015, sebuah penelitian dilakukan di Universitas Tadulako oleh Susi Susilawati dan Ayub Mubarak. Ke duanya dosen mata kuliah hukum Islam di Fakultas Hukum universitas tersebut. Penelitian itu terkait tingkat kemampuan membaca Alqu’an mahasiswa. Obyek utamanya, mahasiswa Muslim tingkat awal. Hasilnya mengejutkan. Kemampuan membaca Alquran mahasiswa Universitas Tadulako terbilang rendah. Terdapat lebih dari 50 % mahasiswa yang tidak dapat membaca Alquran.
Fakta ini tentu sangat memprihatinkan. Dibutuhkan langkah segera untuk mengatasinya. Kegiatan pemberantasan buta aksara Alquran bagi mahasiswa menjadi keniscayaan. Namun langkah itu tidak dapat dilakukan hanya secara parsial. Tidak pula sekedar insidentil, namun harus diselenggarakan secara terpadu dan berkesinambungan. Dilengkapi pula dengan metode pembelajaran yang tepat.
Hasil penelitian itu kemudian menjadi titik tolak lanjutan bagi pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat. Di tahun 2020 ini. Pada Fakultas Hukum Universitas yang sama. Pengabdian dimaksud diorientasikan pada upaya peningkatan kemampuan membaca Alquran mahasiswa.
Tiga dosen di lingkungan Fakultas Hukum Universiras Tadulako menjadi tim utama pelaksana kegiatan pengabdian masyarakat ini. Ke tiganya juga dosen pengajar mata kuliah Pendikan Agama Islam di beberapa fakultas. Ke tiga tim pengabdi itu dibantu pula oleh dua orang mahasiswa. Total jumlah tim 5 orang. Hanya saja jumlah ini sangatlah tidak memadai. Itu bila dibandingkan dengan jumlah mahasiswa baru Universitas Tadulako.
Di tahun 2020 ini, Universitas Tadulako menerima lebih dari 8000 orang mahasiswa baru di semua Fakultas. 6000 orang lebih di antaranya beragama Islam. Survey sederhana yang dilakukan, mengonfirmasi validitas hasil penelitian tahun 2015. Terdapat lebih dari 50 persen jumlah mahasiswa yang tidak dapat membaca Alquran. Di berbagai kelas yang dilakukan survey oleh Tim Pengabdi. Hanya untuk fakultas hukum saja. Itu artinya terdapat lebih dari 1000 orang mahasiswa baru Universitas Tadulako tahun 2020 yang tidak bisa membaca Alquran. Jumlah yang tentu sangat timpang. Bila dibandingkan dengan personalia tim pengabdi yang hanya 5 orang. Tentu hal yang mustahil jumlah tersebut dapat dijangkau seluruhnya. Dengan jumlah dan kapasitas tim yang sangat terbatas.