Membela Pohon, Kami Kalah

  • Whatsapp
NUR sangadji
Nur Sang Adji. Foto: Dok

***

Saya dikritik, justru oleh banyak birokrat muda Kota Palu. Maklum, secara psikologis, pasti terkungkung. Tapi, menarik. Sebab, mereka malah menggugat peran ahli lingkungan di Palu. Lantaran, tidak bertindak menyelamatkan pohon  yang dikorbankan  untuk alasan yang tidak urgent.

Bacaan Lainnya

Saya jawab kepada mereka, sudah saya telpon kepala PU Kota Palu. Saya minta sisakan deretan pohon angsana yang berderet indah di depan kantor Samsat dan PLN. Juga pohon mahoni. Kalau Pohon Johar dan Trembesi sudah terlanjur ditumbangkan. Intinya, bisa tebang pilih. Beliau jawab, akan segera di-check lapangan. Faktanya, tetap dihabiskan.

Saat ini, penyesalan ku membuat saya tidak mampu lewat di Jalan Kartini itu.

Terus, apa yang harus dilakukan. Sekarang dan berikut. Untuk menghentikan perbuatan serampangan begini, atas nama pembangunan ..?

Saya merenung. Betapa, kota yang luluh lantah dalam perspective ekologis ini. Penyelenggaranya tidak pernah sadar. Meskipun sudah dikirim bencana berderet deret..? …!

***

Saya kirim mahasiswa pengambil mata kuliah kajian lingkungan hidup ke Jalan Kartini. Semua laporan surveinya menyesali tindakan vandalisme ekologi ini. Di kota yang panas ini, ada hampir 300 pohon besar hasil reboisasi puluhan tahun silam. Lenyap, hanya untuk alasan pelebaran jalan.

Sekarang, kita tinggal menunggu. Bila nanti, di atas lahan bekas tebangan itu hanya dibangun trotoar. Maka, patut diduga telah terjadi pembohongan publik. Artinya, penebangan pohon bukan untuk pelebaran jalan, tapi untuk pembuatan trotoar. Hal yang bisa dilakukan tanpa tebang pohon.

Sesungguhnya lebar jalan itu sudah mentok. Berbagi “space” atau “overlap” antara pohon, trotoar dan parit. Karena itu, diksi pelebaran jalan itu, baru benar bila pagar kantor dan rumah di sepanjang jalan itu dimundurkan. Tapi, apapun argumentnya, kita tidak mungkin lagi  bisa mengembalikan  pohon yang hilang itu seperti sedia kala. Dan,  itu berarti kita telah kalah. Walahau Alam bi syawab. ***

Pos terkait