Urutan 10 Nasional, BKKBN Sulteng Perkuat Intervensi Penurunan Angka Stunting

  • Whatsapp
Maria Ernawati. Foto: Istimewa

PALU EKSPRES, PALU– Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) terus mendorong program untuk mengintervensi dan menekan angka kasus gizi kurang (Stunting).

Mengingat persentase kasus Stunting di wilayah Sulteng terbilang cukup tinggi. Berada pada urutan 10 tertinggi secara nasional.

Bacaan Lainnya

Intervensi yang dilakukan terhadap hal ini salahsatunya melalui kebijakan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan program Generasi Berencana (GenrRe).

Demikian Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Maria Ernawati. Menurutnya intervensi BKB meliputi penguatan parenting dan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).Pemberian pendidikan, komunikasi informasi edukasi (KIE), pola asuh dalam keluarga, promosi dan konseling inisiasi menyusui dini (IMD) serta air susu ibu (ASI) eksklusif.

Selanjutnya pemantauan tumbuh kembang di pos pelayanan terpadu (Posyandu) melalui Kartu Kembang Anak (KKA) dan pemberian edukasi kesehatan reproduksi (Kespro).

Sedangkan inervensi melalui program GenRe, ujarnya dilakukan dengan pendidikan Kespro di sekolah, pemberian edukasi gizi remaja, pembentukan dan penguatan pendidik sebaya atau konselor sebaya. Baik dari jalur formal maupun informal dan optimalisasi keberadaan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK R) pada jalur sekolah maupun masyarakat.

“Karena stunting merupakan masalah gizi yang kerap dialami balita. Tapi faktanya, stunting bukan lagi menjadi isu hanya fokus pada ibu dan balita saja, melainkan juga terhadap remaja,”jelasnya.

Kendati begitu lanjut Erna, upaya penurunan Stunting, sesungguhnya tidak akan berjalan optimal jika tanpa dukungan dan peran serta masyarakat. Khususnya orang tua dan remaja.

“Sulteng ini masuk peringkat 10 besar stunting di Indonesia. Maka itu diharapakan lapisan masyarakat ikut berperan mencegah stunting, terutama para kelompok remaja,”demikain Erna. (mdi/palu ekspres)

Pos terkait