- Psikologis
Kecenderungan seorang pelajar menggunakan ponsel untuk pemenuhan kebutuhan, secara tidak langsung akan mempengaruhi kondisi psikologis pelajar.
Bagaimana tidak? Seorang pelajar bahkan menghabiskan lebih banyak waktu di depan ponsel mereka. Proses pembelajaran online/daring menuntut mereka agar bersikap mandiri dalam memahami setiap materi yang diberikan, Belum lagi seorang guru atau dosen memberikan tugas di tiap pertemuannya sehingga menyebabkan hilangnya kesempatan pelajar berkumpul, bahkan bermain dengan kawan sebaya mereka. Hal ini tentu membuat seorang pelajar merasa bosan dan gampang terkena stres.
Berbagai aktivitas pembelajaran via online/daring akan membuat si pelajar merasa lebih nyaman dengan interaksi virtual dibanding melakukan interaksi secara langsung. Ketika mereka berada di lingkungan social, mereka akan cenderung Lebih banyak memikirkan hal-hal negatif. Tentunya ini sangat berpengaruh dengan rasa kepercayaan diri pelajar akan menurun.
Sulitnya pemahaman pelajar dari materi yang diberikan menyebabkan orang tua siswa ikut andil dalam mengerjakan berbagai tugas yang diberikan guru khususnya bagi siswa Sekolah Dasar (SD), sehingga menyebabkan tidak terbentuknya sikap mandiri. Siswa tersebut akan terus bergantung dengan orangtunya.
- Angka putus sekolah semakin meningkat
Sulitnya proses pembelajaran online/daring membuat beberapa siswa dan mahasiswa memilih memutuskan pendidikan.
Ada beberapa alasan keputusan tersebut diantaranya, yang pertama, kondisi ekonomi keluarga yang penghasilannya pas-pasan dan orangtua yang di-PHK. Pembelajaran online/daring memang lebih banyak pengeluaran dibanding pembelajaran offline. Kedua, siswa dan mahasiswa yang terkena stres bahkan depresi yang menyebabkan mereka tak tahan lagi dengan pembelajaran online/daring.
Kedua masalah tersebut merupakan alasan yang logis sehingga menyebabkan angka putus sekolah dan angka menikah di usia muda akan meningkat. Hal ini sangat berdampak di kemudian hari, dimana tuntutan pekerjaan yang setidaknya harus minimal lulusan SMA. Pertanyaannya, bagaimana jika seseorang hanya memperoleh ijazah SD atau SMP? Tentu hal ini akan membuat angka penggangguran di Kota Palu akan melonjak, ditambah lagi proses pembelajaran online kembali berlanjut di tahun 2021.