Kota Palu Kembali Masuk Nominator PPD Tahun 2021

  • Whatsapp
Kepala Bappeda Palu Arfan beserta staf yang menjadi tim PPD setelah mempersentasekan dokumen perencanaan dan inovasi daerah. Foto: Istimewa

Lalu mendorong inovasi daerah dalam perencanaan pembangunan daerah.

“Inovasi Pemkot Palu setiap tahun berbeda. Sewaktu Palu mendapat juara pertama adalah inovasi Musrenbang inklusif. Tahun ini yang kita angkat adalah relokasi partisipatoris bagi warga terdampak bencana di Kelurahan Mamboro Barat. Karena kita anggap menjadi pemecah terhadap permasalahan,”sebutnya.

Bacaan Lainnya

Inovasi itu sekaitan dengan upaya warga dan sejumlah pihak dalam menyelesaikan permasalah relokasi warga terdampak dengan cara bergotong royong.

Dimana warga bersama pemerintah kelurahan setempat berupaya dalam mencari lahan relokasi. Lalu membebaskan lahan itu secara partisipatif warga lainnya.

“Jadi ada pihak yang menanggulangi pembebasan lahan itu. Ada yang tanggung pembelian lahan. Lalu masyarakat kemudian mencicil untuk mendapat lahan tersebut,”jelasnya lagi.

Selain itu, adanya partisipasi darul sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang memfasilitasi pembuatan side plant untuk mengatur secara teknis penempatan warga pada lahan tersebut. Termasuk memfasilitas hunian bagi kalangan disabilitas.

“Ada partisipasi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) untuk kepentingan legalitas kepemilihan lahan secara hukum dalam bentuk sertiifkasi lahan secara gratis. Intinya terjadi kolaboratif dan melibatkan pemerintah kelurahan,”paparnya.

Selanjutnya partisipasi dari salah seorang pegawai kelurahan setempat. Sebagai pemilik lahan. Lalu menjualnya kepada warga. Namun biaya atas pembelian lahan yang diterimanya digunakan kembali untuk membangun masjid.

Pihaknya juga memasukkan terkait sensitif respon Pemkot Palu dalam penanganan wabah Covid-19.

Ibnu Mundzir menambahkan, setiap tahapan dokumen perencanaan dan inovasi tersebut akan dinilai dengan persentase poin berbeda.

Misalnya aspek perencanaan pembangunan dengan nilai 30persen. Yang didalamnya capaian tentang pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan.
Lalu kualitas dokumen dengan sebesar 20persen. Ini seputar keterkaitan, konsistensi dan kelengkapan.

Selanjutnya aspek penyusunan dokumen sebanyak 30persen. Mulai dari button up, top down, teknokratik, politik.

“Yang inovasi ini dihitung dengan poin 20 persen. Lumayan. Yakni sekaitan input, proses, output dan outcomenya. Apa manfaat, solusi dan kebaruan yang dihasilkan dari inovasi tersebut,”terangnya.

Pos terkait