Bayangkan, bila satu keluarga datang pada kita dalam keadaan susah dan menderita. Kemudian kita tolong mereka hingga selamat. Kita beri mereka tempat tinggal. Tapi setelah itu, mereka menindas dan mengusir kita dari rumah kita sendiri. Hukum apa yang bisa membenarkan peristiwa ini..? Ini hanya mungkin dilakukan oleh tabiat manusia yang tidak beradab.
Sejarah para Nabi banyak sekali menceritakan tabiat bangsa Yahudi ini. Tentang, pengingkaran. Pengkhiatan dan kekejaman mereka. Musa AS yang telah menyelamatkan mereka dari kekejaman Fir’aun, dikhianati. Isa AS yang diutus Tuhan, dilaknati, diburu dan disalibkan. Dua ini saja sudah cukup menjadi testimoni sejarah kenabian.
Atas semuanya ini maka Indonesia sejak awal telah berketetapan untuk membela Palestina hingga merdeka. Konstitusi kita menyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Soekarno berkata, selama kemerdekaan Palestina beloem diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itoelah, Indonesia akan berdiri menentang penjajahan Israel. Ir Soekarno mengucapkan kalimat ini pada tahun 1962. Kebetulan bertepatan dengan tahun kelahiran ku. Artinya, waktu saya masih bayi, Presiden kita ini telah berucap demikian tegas.
Di Abad 19, mereka yang mendirikan negara Israel ini diburu dan dibunuh oleh Hitler. Tentu sebagai manusia, kita tidak membenarkan tindakan Hitler tersebut. Tapi, dia, Hitler menyebutkan kalimat berikut ini yang patut menjadi renungan.
Hitler bilang begini. “I would have killed all the jews of the world, but I kept some to show the world, why I killed them” (Aku akan membunuh semua orang Jahudi di muka bumi, tapi aku menyisahkan sebagian untuk menunjukkan, mengapa aku membunuh mereka). Apriori, mereka yang tersisa itulah yang mendirikan negara Israel yang sebagian keturunannya saat ini, bernama zionis dan berseteru dengan Hamas (kalau tidak sudi menyebut Palestina).
Semogalah semua ini menyeimbangkan bagasi pengetahuan dan nurani untuk berfikir. Di posisi mana, kita berdiri ? Sekali lagi, bila tidak tergugah untuk menyebut berpihak. Wallahu alam.