Industri Udang Masih Dihadang Sejumlah Masalah

  • Whatsapp
Hasanuddin Atjo (paling depan). Foto: istimewa

Regulasi UU cipta kerja tahun 2020 yang rohnya mempermudah proses  perizinan yang selama ini terkesan lama dan berbelit.  Dan saat ini progresnya masih sulit  melahirkan  kata sepakat menyederhanakan perizinan oleh kementerian/lembaga terkait.

Sebagai contoh izin tambak udang sebelumnya ada 21 persyaratan izin yang harus dipenuh berdasar aturan kementerian/lembaga dan daerah. Dan berdasarkan UU cipta kerja disederhanakan menjadi 3 syarat saja yang saat ini dalam proses perampungan

Bacaan Lainnya

Kedua, proses transformasi inovasi dan teknologi di unit usaha BC atau MBC, dinilai belum sukses. BC yang dikembangkan oleh KKP dan salah satu perusahaan swasta nasional sejak 10 tahun lalu, masih kalah bersaing dengan induk udang asal impor.

Memberi ruang, mendorong  pelaku usaha nasional agar bekerjasama dengan lembaga riset di Hawai maupun Florida  membangun BC atau MBC  dalam rangka produksi induk udang dalam negeri menjadi salah satu pilihan skenario yang harus dilakukan.

Inovasi dan Transformasi pada unit usaha lainnya juga dinilai kurang berkembang.  Saat ini Indonesia masih mengimpor kincir air, pompa dan peralatan mesin lainnya yang semuanya mengurangi daya saing industri udang nasional. Karena itu  kerjasama B to B antara pebisnis lokal dengan industri peralatan dari luar juga menjadi catatan strategis.

Ketiga, dukungan ketersediaan dan keterjangkauan infrastruktur listrik menjadi komponen penting lainnya. Setiap ton udang dalam budidaya membutuhkan listrik 1,5 KVa atau 1500 Watt, membutuhkan es balok untuk rantai dingin agar mutu  bisa terjaga sekitar 2 ton.

Belum lagi kebutuhan listrik untuk Coldstoredge, Pembenihan udang, pabrik pakan dan usaha penunjang lainnya.  Khusus untuk budidaya udang saja dibutuhkan dukungan suply listrik sebesar 3.000 Mega Watt.

Keempat, dukungan pembiayaan dinilai kurang dilirik oleh sejumlah perbankan lokal, dan ditambah lagi dengan suku bunga yang cukup tinggi dibanding dengan negara Asia Tenggara lainnya. Karena itu sejumlah investor dari luar mulai berdatangan masuk ke negeri ini untuk peningkatan produksi udang.

Pos terkait