Industri Udang Nasional, Tantangan dan Peluang

  • Whatsapp
Hasanudin Atjo (tengah). Foto: Istimewa

Di tahun 2020, ekspor udang dari Indonesia baru sekitar 0,2 juta ton dan 40 % adalah produk olahan dengan devisa mendekati nilai $ 2 miliar US total devisa ekspor hasil Perikanan 2020 sekitar $ 5,2 milyar US. Berbeda dengan Vietnam maupun Thailand, ekspor udangnya 80 % produk olahan, bahkan keduanya mengimpor bahan baku dari India dan Equador untuk diolah . Karena itu devisa keduanya bisa menjadi 2 kali lebih besar dari Indonesia.

Hilirisasi produk olahan berdampak terhadap peningkatan penyerapan tenaga kerja, karena produk olahan akan menyerap tenaga kerja 5 kali lebih banyak dari hilirisasi orientasi bahan baku dan di Idonesia masih sekitar 60 % yang orientasi bahan baku. Kesemua ini, bisa jadi pembenaran terhadap target produksi udang 2 juta ton pada akhir RPJMN 2024. Target besar ini dinilai tidak salah, hanya perlu diketahui bagaimana tantangan major project ini, apa solusinya. Adakah peluang usaha baru dari major project ini. Memproduksi dua juta ton udang, membutuhkan setidaknya 200 miliar ekor benih udang vaname. Dan membutuhkan minimal 2 juta pasang induk udang yang selama ini diimpor dari Hawai dan Florida dengan harga sepasang mendekati $150 US atau 2 juta rupiah. Cacing Laut hasil budidaya untuk pakan induk udang masih diimpor dari Belanda dan Prancis dengan harga mendekat $30 US, sekitar 400 ribu rupiah per kg. Cacing dari alam sangat terbatas suplainya dan berpotensi menjadi carier penyakit. Kebutuhan cacing untuk sepasang induk kurang lebih 8 kg per tahun atau 16.000 ton bagi 2 juta pasang induk.

Bacaan Lainnya

Selain itu, ketersediaan daya listrik dan jaringan PLN, jaringan irigasi tambak, akses dari dan ke sentra produksi serta pembenahan sistem logistik negara kepulauan menjadi tantangan tambahan kesuksesan major project ini. Setiap 50.000 ekor benih vaname yang ditabur di tambak atau setiap 0,5 ton produksi udang di tambak membutuhkan energi listrik sebesar 1 house power atau 750 watt. Bisa dikalkulasi berapa besar daya dan jaringan listrik yang dibutuhkan. Ini baru kebutuhan di hulu, belum termasuk kebutuhan listrik di hilir untuk prosesing seperti pabrik es maupun cold storedge. Setiap ton udang butuh es sekitar 2 ton, yang berarti dibutuhkan es sekitar 4 juta ton. Negeri ini juga masih mengimpor sejumlah peralatan penunjang dari China, Taiwan dan negara lainnya seperti kincir, pompa air, blower serta sejumlah peralatan lainnya. Dan membuat kemandirian negeri ini rendah. Dan diperkirakan konten impornya masih sekitar 60-70 %. Karenanya sangat terbuka peluang investasi membangun Broodstock Center untuk memproduksi induk udang. Pola usahanya bisa PMA, kerjasama Bisnis to Bisnis , atau PMDN, Penanaman Modal Dalam Negeri.

Pos terkait