Oleh Dr. Hasanuddin Atjo (Staf Ahli Menko Marvest)
Revitalisasi tambak udang maupun bandeng milik rakyat menjadi salah satu major project dalam RPJMN 2020 -2024 Presiden Joko Widodo dan wakilnya Mar’uf Amin. Dan, ini tidak lain bertujuan meningkatkan kesejahteraan, pertumbuhan serta devisa bagi Negara.
Melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan, proyeksi peningkatan produksi tidak tanggung- tanggung, langsung meloncat sebesar 250 % yaitu dari 0,.85 juta ton tahun 2020 menjadi 2,00 juta ton tahun 2024. Demikian pula dengan devisanya dari sekitar $ 2 milyar US menjadi sekitar $ 5 milyar US (KKP, 2021).
Sekitar 31.000 ha tambak rakyat akan direvitalisasi untuk dinaikkan produktifitasnya dari 0,6 ton/ha/tahun menggunakan teknologi sederhana menjadi 2 ton, dengan teknologi semi intensif yaitu sudah memakai tandon, pompa, kincir dan pakan serta IPAL. Selebihnya, mendorong investasi swasta masuk ke bisnis ini, mulai usaha mono budidaya vaname dengan teknologi intensif maupun supra intensif atau super intensif hingga usaha integrasi hulu-hilir yaitu pembenihan, pembesaran dan prosesing bernilai tambah. Penetapan target ini didasari oleh sejumlah pertimbangan antara lain, panjang garis pantai nomor dua di dunia setelah Canada, mendekati 100.000 km, beriklim tropis, serta masyarakat familiar dengan usaha ini termasuk teknologi, mulai dari sederhana hingga modern sudah tersedia.
Dan tidak kalah pentingnya pasar terbuka dan pasokan udang dunia diperkirakan masih kurang 1,5 juta ton. Apalagi di masa pandemi ini, permintaan udang tidak menurun signifikan, bahkan pada akhir 2020 trend harga maupun permintaan cenderung naik. Semangat meningkatkan kinerja industri udang nasional boleh jadi ikut dipicu oleh kinerja Vietnam dan Thailand. Negeri ini dengan garis pantai sekitar 3.200 km, mampu memproduksi udang sama dengan Indonesia di angka sekitar 0,500 juta ton ( FAO, 2019). Dan yang menarik India, Equador saat ini telah melampaui produksi udang Indonesia. Padahal mereka mengenal budidaya belum terlalu lama, namun keduanya langsung membenahi faktor yang menjadi penghambat peningkatan produksi dan terbangunnya efisiensi.