“Welcome The Truth” di Universitas Tadulako

  • Whatsapp
Muhd Nur Sangadji. Foto: Dok

Saya bertanya lagi dalam hati. Bagaimana bisa, kita ceroboh begini dalam mengelola organisasi kaum terdidik? Lalu, saya sadar. Mungkin, saya juga turut keliru sebagai anggota Senat Universitas Tadulako.
Lantaran kurang gigih dalam meminta rapat kepada Ketua dan Sekretaris Senat, untuk agenda terkait managemen organisasi kampus ini. Walau saya juga tahu, pasti ditolak. Karena, alasan klasiknya adalah status sebagai Senat Akademik yang hanya boleh urus masalah Akademik. Sementara, masalah akademiknya sendiri, Senat relatif tidak mengurusnya. Kecuali, dominan untuk rapat kegiatan wisuda sarjana semata. Rektor, relatif kurang mendapat pasokan gagasan formal dari Senat Universitas.

Saya makin berpikir prihatin. Karena sayang sekali, lembaga pendidikan ini kehabisan energi akibat “mal management organisasi”. Indikatornya sangat menyedihkan. Ambil banding dengan Universitas Halu Oleo Kendari dan atau Universitas Negeri Gorontalo di Gorontalo yang jauh lebih muda. Ambil satu contoh saja. Unit berakreditasi A. Kita jauh tertinggal. Atas semua ini, kita tetap meng-eramkan semangat. Semoga bisa bangkit kembali.

Bacaan Lainnya

“Agar harumlah namamu, Universitas Tadulako di persada mulia, Taman Indonesia”. Begitulah pesan harapan dalam bait lagu himne universitas Tadulako. Dirgahayu Provinsi Sulawesi Tengah ke 58. Salam sehat dan sukses selalu. ***

(Penulis adalah Associate Profesor bidang Ekologi Manusia di Faperta Universitas Tadulako)

Pos terkait