Antara Pak Sambo Dan Pa’Sambo

  • Whatsapp
Muhd Nur Sangadji/ fotoa; istimewa

Ciri kaum mafiaso ini mudah dibaca antara lain; tampil sebagai orang terhormat yang kedudukannya sangat penting. Dimandatkan oleh negara. Tutur katanya meyakinkan. Terkadang atau selalu sangat santun. Seperti malaikat. Padahal, jelmaan iblis berwajah manusia. Mereka membangun jejaring internal dan eksternal. Mereka merampok hak orang lain. Mereka bangun kekompakan dengan pola sogokan. Mereka bahkan meneror dan kalau perlu, membunuh siapa pun yang menghalangi.

Terimakasih sekali lagi, Pak Sambo. Kamu tampil memberikan bukti. Bahwa, persekongkolan jahat itu ada di Indonesia. Dan, sangat nyata di sekitar kita. Kamu memberikan fakta bahwa siapa yang menjadi ancaman aksi bejat mu akan berhadapan dengan kematian. Bripda Joshua adalah contoh korban sadisnya. Kejadiannya di keluarga kepolisian. Sebagai orang yang waktu kecil, bermukim di Markas Kepolisian (Brimob), benteng Orange Ternate, saya sangat kecewa. Meskipun begitu, saya harus tetap percaya. Masih banyak anggota kepolisian yang berperilaku baik. Mereka harapan kita setelah ini.

Bacaan Lainnya

****

Untung, Indonesia masih punya keluarga se-berani keluarga Joshua. Begitu pula, pengacara yang gigih dan hebat. Untung, Indonesia juga masih punya Mahfud MD yang tegas dan sistimatis dalam bertindak. Dia seorang Profesor yang berposisi sebagai menteri. Menteri koordinator Politik, Hukum dan HAM. Bidang yang sangat relevan dengan persoalan pembunuhan oknum polisi oleh oknum polisi. Tersambunglah masalahnya ke Kapolri dan Presiden. Demikian pula, media yang kali ini sangat berperan besar.

Kita butuh orang-orang sejenis ini di sekitar kita untuk kasus serupa di tingkat lokal. Yaitu, orang-orang yang menjadi korban tapi berani. Juga, orang-orang yang berani tampil sebagai pembela. Akan halnya pejabat lokal yang kritis dan awak media serta para jurnalis yang jujur dan produktif. Begitulah caranya kita bantu membersihkan Indonesia saat ini.

Pos terkait