Stroke telinga atau kuping ternyata ada dalam dunia dokteran. Penyakit tersebut sama seperti stroke yang terjadi di tempat lain, seperti stroke yang terjadi di otak, ginjal, dan orang tubuh lainnya.
Mengutip Kompas.com Dokter spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) Prof Delfitri Munir menegaskan bahwa istilah stroke pada telinga memang ada. Stroke telinga merupakan gangguan yang terjadi pada aliran darah yang mensuplai saraf-saraf pendengaran. Akibatnya, saraf pendengaran akan terganggu dan menyebabkan kematian sel. Nah, itu artinya stroke telinga, itu ada Loh!
Stroke telinga atau kuping sebenarnya dikenal juga sebagai ear stroke, atau gangguan pendengaran sensorineural mendadak atau Sudden Sensorineural Hearing Loss (SSNHL).
Bila seseorang mengalami stroke telinga, pendengarannya akan kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan pendengarannya secara mendadak. Gejala lain yang bisa muncul berupa pusing mendadak, tinnitus, dan sakit telinga seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Arti stroke itu sendiri adalah gangguan perfusi darah yang bisa disebabkan karena pembuluh darahnya yang tertutup atau bisa juga dikarenakan pembuluh darahnya pecah, seperti stroke yang terjadi pada otak.
“Jadi stroke itu ada dua, ada yang pembuluh darahnya pecah dan ada juga yang pembuluh darahnya tersumbat,” ujar Delfitri.
Telinga memiliki pembuluh darah yang sangat kecil-kecil, khususnya pembuluh darah yang menyalurkan darah ke koklea, di mana saraf pendengaran berada.
Salah satu gejala stroke telinga, ditandai dengan hilangnya pendengarannya secara tiba-tiba.
Penyebabnya, bisa karena sumbatan pembuluh darah, seperti kondisi hipertensi yang sudah lama di alami dan sakit gula yang kemudian menyebabkan saraf dalam telinganya mati karena tidak mendapatkan suplai darah.
Tak hanya itu, kebiasaan menggunakan headset atau earphone juga dapat berpengaruh secara langsung terhadap saraf pendengaran.
Pemakaian headset dengan volume yang tinggi dan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan sel rambut dalam koklea atau saraf pendengaran bisa rusak.
Untuk itu, Delfitri menyarankan agar orang yang mengalami gejala hilang pendengaran secara tiba-tiba, harus segera diperiksakan ke THT.