Ia menjelaskan, dengan modal attitude, technical skill dan managerial skill, maka akan mampu melahirkan karya nyata. Dan melalui karya nyata itulah, nantinya akan melahirkan reputasi.
Hasanuddin Atjo melanjutkan lagi, ada beberapa alasan terjadinya pengangguran di Indonesia. Di antarnya adalah faktor low economic growth. Ia menyebutkan, dari angka ideal yang semestinya di atas 7 persen, di Indonesia hanya 4-5 persen. Kemudian overqualified skills, pasar tenaga kerja dominan untuk job operator, SLA dan diploma.
“Faktor lainnya, ialah too many social, atau lebih dominannya sarjana sosial, dan Indonesia kekurangan engineer sebanyak 120.000 orang. Juga masih banyak sarjana tanpa passion dan vision, juga tidak adanya ‘wow’ factor, dalam artian sarjana kita, tidak memiliki produktivitas, atau karya nyata yang membanggakan,” jelasnya lagi.
Hasanuddin Atjo melanjutkan lagi, reputasi merupakan keahlian seseorang, yang berpredikat ahli bila memiliki dua modal dasar, yakni memiliki kompetensi (pengetahuan dan ketrampilan) dan attitude (perilaku kerja).
Membangun perilaku yang baik dengan berubah dari sifat inlander (penumpang) menjadi self driving (pengemudi). Ciri Inlander, sebutnya, yakni yang akan bergerak setelah diperintah, mudah diadu domba, reaktif, tidak bertanggung jawab, selalu merasa miskin dan rigidity.
“Sedangkan orang yang sudah self driving itu, memiliki disipin diri, kreatif, berpikir kritis, growth mindset, selalu merasa abundance atau berkelimpahan dan orangnya simplicity,” jelasnya.
Terkait dengan penerapan kurikulum di perguruan tinggi, Hasanuddin Atjo menegaskan, jika revitalisasi kurikulum dijalankan, dalam mencapai hal-hal tersebut, setidaknya diperlukan waktu minimal 5 tahun, untuk dapat melihat hasilnya, apakah berhasil atau tidak.
Selain itu, ia juga menekankan, langkah pertama yang harus diambil, oleh pihak perguruan tinggi, adalah menyamakan visi mengajar terlebih dahulu.
“Visi mengajar, sangat penting untuk disamakan terlebih dahulu. Dengan visi yang sama, maka akan lebih mudah, untuk mencapai target yang diinginkan, dan dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing,” tandasnya.