Capaian positif pembangunan sektor pertanian turut ditandai dengan keberhasilan sektor ini saat menopang pertumbuhan perekonomian nasional kala pandemi COVID-19.
“Selama pandemi, pertanian tumbuh 2,20 persen di saat PDB Nasional mengalami kontraksi sebesar -5,32 persen,” terang Amran.
Berbagai terobosan kebijakan pertanian juga turut berdampak pada penurunan jumlah penduduk miskin Indonesia. Apalagi, sektor pertanian masih menjadi penyedia lapangan kerja terbesar di Indonesia. Jumlah Penduduk Miskin pada Maret 2024 sebesar 25,22 juta orang, turun 0,68 juta orang terhadap Maret 2023 dan turun 1,14 juta orang terhadap September 2022.
Amran menyebutkan, persentase penduduk miskin pada Maret 2024 sebesar 9,03 persen, turun 0,33 persen poin terhadap Maret 2023 dan turun 0,54 persen poin terhadap September 2022.
“Tren penurunan pada periode Maret 2020 ke Maret 2024 menunjukkan adanya perbaikan kondisi ekonomi baik di daerah perkotaan maupun perdesaan,” imbuhnya.
Selama kurun waktu 10 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, Amran memaparkan adanya kenaikan dari jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian (RTUP). Pada tahun 2023 terdapat 28.419.398 rumah tangga, naik 8,74 persen dari tahun 2013 yang sebanyak 26.135.469 rumah tangga.
Amran juga turut menyoroti semakin banyaknya anak muda yang menjadi petani. “Jumlah petani milenial yang berumur 19–39 tahun sebanyak 6.183.009 orang, atau sekitar 21,93 persen dari petani di Indonesia,” paparnya.
Saat memberikan penghargaan kepada Presiden Jokowi, Direktur Jenderal FAO Qu Dongyu menyebutkan capaian yang diraih Presiden Jokowi ini merupakan bukti nyata atas kepemimpinan yang kuat di sektor pertanian.
“Indonesia telah menunjukkan kemampuan untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama menuju ketahanan pangan global,” kata Qu Dongyu.
Dirjen FAO pun mengapresiasi Presiden Jokowi juga karena telah menyuarakan kepentingan sektor pertanian dan pangan pada saat Indonesia menjadi Presidensi G20 tahun 2022 lalu.Di bawah Kelompok Kerja Pertanian, disepakati Chair’s Summary yang berisi upaya memperkuat sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan, mendorong terciptanya perdagangan pangan yang terbuka, transparan, dan predictable, serta mendorong kewirausahaan pertanian yang inovatif melalui pertanian digital.