Penipuan Online, dalam Setahun Keuntungan Bisa Rp600 Miliar

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, JAKARTA– Tangkapan besar berhasil dilakukan Tim gabungan kepolisian Tiongkok, Bareskrim Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Polres Depok, dan Polrestabes Surabaya kemarin. Mereka bersama-sama menggulung sindikat penipuan online internasional.

Tidak tanggung-tanggung, operasi tersebut dilakukan secara simultan di Jakarta, Surabaya, dan Bali. Total, 150 orang yang mayoritas warga negara (WN) Tiongkok ditangkap.

Bacaan Lainnya

Hingga berita ini ditulis, belum jelas siapa yang menjadi otak sindikat tersebut Namun, korbannya adalah orang-orang di Tiongkok sendiri. “Masih satu kesatuan (operasi di Jakarta, Bali, dan Surabaya, Red). Kami saling koordinasi. Tapi, masih kami perdalam dan petakan,” kata Wadirkrimum Polda Metro Jaya AKBP Didik Sugiarto kepada sejumlah wartawan di lokasi penggerebekan di Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Skala sindikat itu sangat besar. Menurut seorang petugas yang ikut menangani kasus itu, dalam laporan kepada Interpol, kepolisian Tiongkok menyebut sindikat itu berhasil menggondol sedikitnya USD 45 juta (Rp 600 miliar) dalam satu tahun terakhir.

“Modusnya sederhana, mereka menipu orang-orang di Tiongkok dengan cara menyebutkan famili mereka bermasalah dengan hukum dan harus membayar dalam jumlah tertentu supaya bebas,” tutur petugas itu. Jadi, korbannya adalah orang-orang Tiongkok sendiri. Sindikat tersebut sengaja memilih luar negeri sebagai home base supaya tidak mudah terlacak.

Sumber itu juga menyebutkan, sindikat tersebut diduga mempunyai kemampuan cracking (membobol sistem keamanan komputer). Sebab, mereka bisa mengetahui siapa-siapa saja yang bermasalah di Tiongkok. Dengan begitu, mereka bisa dengan tepat menyasar keluarga orang-orang yang bermasalah dengan hukum. “Itu yang membuat kepolisian Tiongkok khawatir. Sebab, bisa jadi ada kebobolan dengan sistem mereka,” lanjutnya.

Selain itu, besarnya skala sindikat tersebut bisa dilihat dari postur jaringannya di Indonesia. Sindikat tersebut mempunyai markas di perumahan mewah. Di Jakarta, home base-nya berada di Pondok Indah. Di Bali, markas mereka terdapat di Kuta Selatan. Lalu, di Surabaya, langsung tiga rumah di perumahan paling mahal, Graha Family, yang mereka huni. “Kami belum mengetahui apakah sindikat tersebut membeli atau menyewa¬nya. Kami belum bisa melakukan pemeriksaan secara intensif,” kata AKBP Didik.

Pos terkait