PALU EKSPRES, PALU – Program vaksinasi measles rubella (MR) di Palu terealisasi 80 persen hingga di penghujung Agustus 2018. Meski program itu telah berakhir, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palu tetap berupaya melaksanakan vaksinasi tersebut.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Palu, dr Huzaema menjelaskan, di tengah fokus pelayanan kesehatan bagi pengungsi, pihaknya tetap melaksanakan vaksinasi tersebut. Namun sifatnya hanya dilakukan bagi mereka yang secara sukarela untuk ikut vaksin. “Programnya memang sudah selesai Agustus. Tapi kami tetap laksanakan vaksin,” jelas Huzaema, Senin 3 Desember 2018.
Pihaknya pun menurut Huzaema juga tetap menjalin koordinasi dengan pihak sekolah-sekolah untuk vaksin itu. “Kami rutin koordinasi dengan kepala sekolah. Kalau ada keinginan siswa untuk vaksin, ya kita lakukan,”ujarnya.
Diapun menambahkan, kasus Rubella di Kota Palu sejauh ini belum pernah ditemukan. Akan tetapi upaya vaksin harus tetap berjalan di tingkat Puskesmas. “Ada pelayanan di Puskesmas secara gratis,”pungkasnya.
Untuk diketahui program vaksinasi MR di Palu ditargetkan sebanyak 62 ribu anak usia 7 sampai 15 tahun. Hingga 27 Agustus 2018 baru terealisasi 22 persen. Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap vaksinasi MR kala itu disebabkan kekawatiran orang tua akan dampak yang disebabkan.
Sementara bagi umat muslim, vaksinasi juga dianggap haram karena mengandung zat dari babi. Meskipun MUI telah mengeluarkan fatwa atas vaksin itu sebagai mubah atau dibolehkan dalam situasi tertentu.
(mdi/palu ekspres).