Coordinator Project of One Asia Foundation-FKIP Untad, Dr H Lukman Nadjamuddin MHum menyerahkan plakat penghargaan kepada Deputi Bidang Kelembagaan dan Kemasyarakatan RI Prof Dr H Dadang Wildan Mhum usai membawakan materi terkait Asian Economic Community, di lantai II, gedung Media Center Untad, Jumat 14 Oktober 2016. (HUMAS UNTAD)
PALU,PE- General Lecture Series yang bertemakan Asian Development Community yang diselenggarakan lembaga One Asia Foundation bekerjasama dengan Universitas Tadulako (Untad) masih berlanjut di Untad.Dalam kuliah lanjutan Jumat 14 Oktober 2016 menghadirkan Deputi Bidang Kelembagaan dan Kemasyarakatan RI Prof Dr H Dadang Wildan Mhum. Materi yang dibahas dalam kegiatan yang dihelat lantai II Media Center itu adalah Asian Economic Community. Dadang menjelaskan panjang lebar soal untung ruginya kebijakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) bagi bangsa Indonesia.
Ada tiga aspek besar kata Dadang yang harus diperhatikan ketika masuk ke dalam MEA. Yakni, Hankam, Sosial Budaya dan Ekonomi.
Dadang pun menjelaskan positif-negatif dari kebijaakan MEA ini tak bisa dihindari. Semua tergantung kesiapan SDM suatu bangsa.Bila SDM kita siap, otomatis, kita akan menjadi bangsa yang akan bernilai tinggi. Dalam hal ketersediaan tenaga kerja di pasar Asean bahkan Asia pada umumnya.
Namun, bila SDM kita rendah, secara otomatis pula kita bahkan bisa menjadi penonton dalam negeri sendiri. ”Intinya kita harus siap berkompetisi, bertarung sehat dengan negara lain. Kalau SDM tenaga kerja kita bagus, kita akan dilirik negara-negara luar. Namun, bila tidak, mungkin malah pekerja dari negara luar yang justru akan menguasai industri dan lapangan kerja di dalam negeri kita,” tandasnya.
Karena itu, sebagai generasi muda bangsa, Dadang memotivasi para mahasiswa itu agar tidak pesimistis dalam menghadapi persaingan di era MEA (Masyarakat Ekonomi Asean).
Dadang berpesan agar mahasiswa mulai mentransformasikan ilmunya ke bidang-bidang usaha. Dia mengingatkan mahasiswa agar tidak terpaku pada satu kesempatan karir saja. Di zaman yang semakin canggih dengan dukungan kemajuan teknologi yang semakin canggih pula, Dadang berharap mahasiswa Untad bisa memanfaatkan kemajuan yang ada ini untuk mengembangkan diri dan ilmu agar bisa bersaing di pasar kerja termasuk di pasar MEA.
‘’Jangan melulu hanya mau jadi guru saja karena kuliah di FKIP. Kalau bisa tak harus jadi guru, jadi pengusaha muda –lah. Atau kalau jadi guru juga pengusaha itu malah lebih bagus,’’ tandas Dadang sambil melirik Coordinator Project of One Asia Foundation-FKIP Untad, Dr H Lukman Nadjamuddin Mhum yang duduk di samping mendampinginya.Karenanya, Dadang pun mendorong Untad agar segera menjalin kemitraan dengan pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) pusat agar memberi motivasi dan pencerahan jadi wirausaha.
“Baru-baru ini ada Jambore pengusaha muda di Bandung. Ribuan pengusaha muda malah dari mahasiswa tingkat satu dan dua. Untad bisa langsung kirim surat ke ketua HIPMI minta pelatihan. Itu akan sangat baik. Banyak sekali calon pengusaha muda yang bisa diajak berbagi ilmu nantinya,” ujar Dadang.
One Asia Foundation adalah program yang bertujuan membangun dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di kawasan Asia.
Kerjasama dalam bentuk pelaksanaan kuliah umum merupakan salah satu bentuk kepedulian One Asia Foundation untuk membangun dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di kawasan Asia.
Penyiapan SDM di kawasan Asia amat penting dilakukan. Mengingat era keterbukaan yang memudahkan segala bentuk konektivitas antarmanusia berlangsung begitu cepat.Dengan SDM yang andal masyarakat Asia tidak ketinggalan dalam hal kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). SDM yang ada harus terus dilatih agar dapat bersaing dengan SDM dari berbagai negara.
Sebanyak 181 mahasiswa Universitas Tadulako (Untad) mengikuti kegiatan General Lecture Series bertema Asian Development Community. Kegiatan yang dilaksanakan oleh lembaga One Asia Foundation dan bekerjasama dengan Untad itu diselenggarakan di Gedung IT Center Untad pada Jumat (23/9) yang juga merupakan pembukaan dari seluruh rangkaian kegiatan.
Rektor Untad, Prof Dr Ir H Muh Basir Cyio SE MS, dalam sambutannya menyambut baik kerjasama dari One Asia Foundation itu. Kerjasama berupa pelaksanaan kuliah umum itu, ujar Prof Basir Cyio, merupakan salah satu bentuk kepedulian One Asia Foundation untuk membangun dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di kawasan Asia.
“Penyiapan SDM ini amat penting dilakukan. Hal ini karena mengingat saat ini merupakan era keterbukaan yang memudahkan segala bentuk konektivitas antarmanusia berlangsung begitu cepat, tidak peduli dalam jangkauan jarak jauh sekalipun,” kata Rektor.Untuk itu, agar masyarakat Asia tidak ketinggalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ini, SDM yang ada harus terus dilatih agar dapat bersaing dengan SDM dari berbagai negara.
Sementara itu, Coordinator Project of One Asia Foundation-FKIP Untad, Dr H Lukman Nadjamuddin MHum, menjelaskan bahwa One Asia Foundation merupakan lembaga nonpemerintah yang memiliki visi membangun komunitas masyarakat Asia untuk menciptakan perdamaian dan keamanan global.
Saat ini, kata Dekan FKIP itu sekitar 30 negara dan 250 perguruan tinggi yang telah menjalin kemitraan dengan One Asia Foundation.
Khusus untuk Indonesia, terdapat enam perguruan tinggi mitra. Yakni Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Negeri Makassar, Universitas Padjajaran, dan Universitas Tadulako. Kemitraan yang dibangun antara One Asia Foundation dengan Untad berupa rangkaian seri kuliah umum dengan tema Asian Development Community.
Rangkaian seri kuliah umum ini akan menghadirkan pembicara ahli, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.Untuk Untad, jadwal kuliah umum terkait one Asia foundation ini digelar sebanyak 15 kali. Seri perdana rangkaian program kerjasama ini telah diisi oleh pakar Komunikasi Politik dari Fakultas IPS UPI, Prof Dr H Karim Suryadi Msi pada September lalu. Karim Suryadi adalah Dekan Fakultas IPS UPI Bandung.
“Sementara dipastikan sesi terakhir nanti akan menghadirkan, Presiden One Asia Foundation, Mr Sato Yoji. Sato Yoji selain memberikan kuliah umum juga memberikan beasiswa bagi 20 peserta terbaik,” ujar Coordinator Project of One Asia Foundation-FKIP Untad. (mrs)