Rencananya, 430 personel diperbantukan di Kota Palu, Kabupaten Sigi sebanyak 300 personel dan Kabupaten Donggala 270 personel. Mereka akan berada di Sulteng selama 180 hari.
Sekretaris Provinsi Hidayat Lamakarate selaku inspektur upacara, menyampaikan apresiasi kepada para personel satgas tersebut yang akan membantu percepatan pemulihan daerah terdampak bencana.
Keterlibatan personel TNI itu, menurut Hidayat Lamakarate, sesuai petunjuk Jusuf Kalla ketika masih menjabat wakil presiden dalam kunjungannya di Kota Palu beberapa bulan sebelumnya.
“Mewakili seluruh masyarakat Sulawesi Tengah, kami menyampaikan terima kasih atas bantuan Satgas dan personil TNI yang akan membantu masyarakat dalam percepatan pembangunan pasca terjadinya gempa bumi tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah,” kata dia.
Satgas TNI selanjutnya akan diterjunkan langsung ke tengah-tengah masyarakat yang terdampak bencana dalam rangka percepatan pembangunan dan realisasi dana stimulan tahap 1 dan 2 melalui Kantor Camat setempat. Pelibatan TNI itu sendiri untuk mempercepat realisasi perbaikan rumah menggunakan dana stimulan. Hingga Oktober 2019, perbaikan rumah dari dana stimulan tahap 1 berjalan lamban.
Dari data Laporan Gubernur Sulteng Oktober 2019 yang diperoleh Kabar Sulteng Bangkit, menunjukkan, baru 48 unit rumah rusak berat yang tuntas dibangun dari target 4.102 unit rumah rusak berat in situ per Oktober 2019. Perbaikan rumah tersebut menggunakan empat model yakni Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha), Rumah Instan Konvensional (Riko), Rumah Instan Kayu (Rika), dan satu lagi jenis Risma. Untuk jenis RISHA (Rumah Instan Sederhana) baru 3 unit yang rampung dan sisanya 843 unit masih proses. Jenis rumah Riko baru 26 unit yang selesai dan 2.651 masih prosepercepatan pembangunan dan realisasi dana stimulan di halaman kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Rabu 6 Novemberpenrem 132 tadulakos pembangunan.
Sedangkan rumah Risma baru 17 unit selesai dan masih 8 unit proses pembangunan.
Terakhir, untuk rumah jenis Rika baru 2 unit selesai dan 44 unit masih pembangunan.
Dana stimulan perbaikan rumah tahap pertama tersebut menggunakan dana bantuan luar negeri sebesar Rp 235,536 miliar. Lambannya perbaikan rumah tahap pertama itu, salah satunya disebabkan karena mekanisme pencairannya melalui kelompok masyarakat.