Termakan Seruan Hentikan Aktivitas, Warga Borong Sembako

  • Whatsapp
IMG_20200409_220321

PALU EKSPRES, PALU – Dua hari terakhir Kota Palu diresahkan oleh seruan yang dikeluarkan oleh salah satu komunitas soal larangan beraktivitas secara total, terhitung sejak 10 – 13 April 2020. Seruan ini dimaksudkan untuk memutus sebaran virus Covid -19. Warga diminta berhenti beraktivitas, dengan berdiam diri di rumah selama tiga hari.

Di Kota Palu, seharian warga disibukan dengan aksi membeli barang kebutuhan pokok. Menjelang sore kesibukan warga makin meningkat dengan menyasar sejumlah pasar tradisional di Kota Palu.

Bacaan Lainnya

Di Pasar Inpres, warga memadati tempat penjualan beras, ikan dan telur serta aneka rempah. Sekilas pemandangan di Pasar Inpres mirip kesibukan menjelang Idul Fitri. Jalan penuh sesak oleh warga yang berseliweran. Ibu Murdiyah (35) warga Balaroa di yang menempati tenda UNHCR sejak siang mengaku sudah ke pasar.

Ia berbelanja kain untuk menjahit masker. ”Saya takut toko kain keburu tutup, karena ada pengumuman tidak beraktivitas slama 3 hari,” ungkap Murdiah. Namun sesampai di Inpres, ia berpapasan dengan aparat dari TNI. Dari aparat tersebut, Murdiyah mengaku tidak ada pengumuman pemerintah soal larangan beraktivitas selama tiga hari.

Di Toserba Grand Hero, Palu Selatan, antrean konsumen yang didominasi ibu-ibu berjejal hingga di halaman parkir. Pantauan Palu Ekspres antrean tak pernah putus hingga malam.

Juru bicara Pusdatina Covid 19 Provinsi Sulawesi Tengah, Haris Kariming mengatakan, seruan tersebut bukan berasal dari pemerintah. Seruan itu berasal dari Komunitas Gotong Royong dengan maksud untuk memutus sebaran Covid 19. Menurut Kariming, kebetulan pada Jumat 10 April adalah libur nasional dalam rangka Hari Raya Paskah. Libur itu akan berlangsung hingga 13 April 2020. ”Saya tegaskan itu bukan dari pemerintah tapi dari komunitas Gotong Royong. Tapi sebaiknya kita tetap di rumah,” tutupnya. (kia/palu ekspres)

Pos terkait