Kisah Songkok Hitam Murid Guru Tua

  • Whatsapp

Oleh H. Sofyan Arsyad

Hari ini, tanggal 12 Syawal 1441 H, bertepatan dengan Haul ke-52 As-Sayyid Al Habib Idrus bin Salim Aljufri atau lebih dikenal dengan sapaan GURU TUA (12 Syawal 1389 H – 12 Syawal 1441 H).

Kisah-kisah keteladanan dan karomah pendiri utama Alkhairaat ini, telah bertebararan dimana-mana. Dari lisan ke lisan para saksi hidup/abnaul khairaat maupun dalam berbagai literatur dan hasil penelitian ilmiah.

Untuk mengenangnya, berikut ini satu di antara kisah yang mungkin bisa menjadi spirit dan ibrah bagi pengikut dan pengidola tokoh yang nama dan jasanya tak pernah hilang dari memori umat Islam, khususnya di kawasan timur Indonesia.

***

DI ANTARA ciri khas murid H.S Idrus bin Salim Aljufri (Guru Tua) adalah berpenampilan sederhana (kopiah hitam-kerudung kenefer) dan berkepribadian low profile.  Namun dibalik kebersahajaan itu, mereka memiliki kemampuan membaca/mengkaji kitab kuning, melantunkan nasyid, dan berkomunikasi dalam bahasa Arab dengan lancar, baik dan benar (fasih).  

Inilah yang membuat sejumlah habaib ternama di pulau Jawa, yang hadir pada haul di rumah Habib Kwitang Jakarta sekira tahun 50-an, sontak berdecak kagum.

Kisahnya berawal saat Guru Tua kembali untuk sementara ke Pekalongan, Jawa Tengah setelah 20 tahun hijrah ke Palu. Ia memboyong 10 orang murid, dan tinggal sementara di kediaman Guru Tua di Pekalongan. Mereka antara lain  Ust. Hasbullah Arsyad, Ust. Abdullah Sikopa, H.S Idrus bin Husen Alhabsyi (Palu) , Ust. Abd. Halim (Tangkiang), Ust. Yahya Basyid (Tomini), Mas’ud dan Ust. Ibrahim (Luwuk). Dua diantara anggota rombongan, yakni Ust. Hasbullah Arsyad dan Ust. Yahya Basyid diminta menetap beberapa tahun. Keduanya ditugaskan oleh Guru Tua mengajar pada madrasah Salafiyah Pekalongan. Sekolah yang dibangun oleh Habib Ali bin Ahmad Alattas, ulama masyhur di Pekalongan.

Singkat cerita, suatu waktu Guru Tua diundang menghadiri haul di rumah Habib Kwitang. Murid-murid beliau ikut bersamanya. Di lokasi haul, panitia mengatur pintu masuk dan tempat duduk undangan dan jamaah haul. Disortir berdasarkan warna kopiah. Kopiah putih duduk di barisan depan. Karena bersongkok hitam, murid Guru Tua dan yang berkopiah sewarna, diarahkan duduk di barisan paling belakang.

Pos terkait