PALU EKSPRES, PALU– PT Citra Palu Minerals (CPM) dan Bakrie Amanah bekerja sama dengan Kelompok Perjuangan Kesetaraan Perempuan Sulawesi Tengah (KPKPST) menyalurkan bantuan Ujeta, sebuah alat pemurni air kepada warga Kabupaten Donggala, Sabtu (20/2/2021).
Desa Guntarano, Kecamatan Tanantovea, Kota Palu, menjadi lokasi pertama penyaluran Ujeta. Penyerahan dilakukan oleh Superintendent Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dan CSR PT CPM, Rahyunita Handayani, bersama pihak KPKPST yang diterima langsung oleh Kepala Desa Guntarano, Moh Rifal Djuba, beserta masyarakat setempat.
Penyerahan bantuan selanjutnya dilakukan di Desa Loli Pesua, Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala. Para penerima manfaat dari bantuan ini juga diberikan pengetahuan terkait cara menggunakan alat tersebut.
Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) dan CSR PT CPM, Rahyunita Handayani, mengatakan bantuan ini diperuntukan bagi masyarakat yang di wilayahnya kesulitan air bersih khususnya mereka yang menjadi korban bencana alam pada 28 september 2018 silam.
” Semoga alat ini menjawab kegelisahan masyarakat yang setiap harinya mereka kesulitan mendapatkan air bersih. Apalagi saat di musim penghujan seperti saat ini yang membuat sumber air masyarakat setempat menjadi keruh,” kata Yayu sapaan akrabnya.
Sebelum alat ini disalurkan kepada masyarakat, pihak KPKPST melakukan asesmen di sejumlah wilayah yang ada di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala, agar penyaluran alat tersebut benar-benar tepat sasaran. Dari hasil asesmen dua wilayah itu dipilih menjadi target implementasi.
“Dua wilayah itu memang mereka sangat kesulitan mendapatkan air bersih. Seperti di Desa Guntarano, di musim penghujan saat ini, air sungai itu keruh. Sementara air sungai tersebut digunakan oleh masyarakat setempat,” kata Koordinator Lapangan KPKPST, Rawansyach.
Rawansyach juga mengatakan Desa Guntarano tersebut juga merupakan wilayah binaan KPKPST.
Hal yang sama juga dialami oleh masyarakat Desa Loli Pesua. Jika musim penghujan tiba, air dari pegununungan yang mereka gunakan keruh.
“Kalau hujan deras tiba, air yang dari pegunungan itu keruh. Biasanya masyarakat menampung air tersebut lebih dulu dengan menggunakan ember maupun loyang agar airnya tidak terlalu keruh,” ujar Sekretaris Desa Loli Pesua, Abtar.