Muhammad SAW

  • Whatsapp
Itho Murtada. Foto: istimewa

Oleh  Itho Murtadha (Wakil Sekretaris DPW PAN Sulteng)

LIMA Ratus Tujuh Masehi (570 M), manusia itu lahir. Tak banyak yang tahu, kelak ia menjelma menjadi nabi-terbesar sepanjang sejarah kemanusiaan; rasul Tuhan, penghulu para nabi, dan penyempurna seluruh ajaran agama.

Bacaan Lainnya

Muhammad SAW. Usia 40 tahun, ia menerima wahyu di Gua Hira. Prosesi penerimaan wahyu pada kali pertama ini, menjadi momen transformasi diri dan peran kesejarahannya: Muhammad diangkat menjadi nabi sekaligus rasul Tuhan. Ia tak lagi sekadar Muhammad yang “ummi”. Pada dirinya kini melekat “wajah” ketuhanan. Ia menjadi representasi kebenaran dan keluhuran ajaran Tuhan. Dan, ia menerima pesan untuk menyebarkan itu ke seluruh penghuni bumi.

Secara perlahan-lahan Muhammad SAW bergerak. Tabligh ia lakukan. Memang tak mudah. Ada yang menerima, satu atau dua orang. Tapi lebih banyak yang menolak. Awalnya yang menerima barulah keluarga dekat Muhammad SAW, terutama istrinya: Khadijah. Khadijah-lah orang pertama yang percaya akan kerasulan Muhammad SAW.

Sejatinya, bukan perkara ringan menyadarkan masyarakat Arab kala itu. Kepercayaan terhadap paganisme telah berurat-akar dalam pikiran dan kehidupan mereka. Mereka sukar untuk menerima monoteisme Tauhid atau penyembahan kepada Tuhan yang baru, yang berbeda secara diametral dengan apa yang mereka yakini selama ini. Tuhan yang “abstrak”. Tuhan yang immaterial.

Penolakan terhadap ajaran Muhammad SAW tidak saja menyangkut tak adanya alasan (muskil) untuk menerima keyakinan baru itu, tetapi juga menyangkut masa lalu. Apakah mungkin mereka meninggalkan keyakinan masa lalu? Sementara itu adalah tradisi, kehormatan, dan jejak para leluhur mereka.

Butuh waktu 23 tahun (selama sisa hidup, semenjak diangkat sebagai nabi) untuk Muhammad SAW bisa diyakini masyarakat; untuk ajarannya bisa diterima secara luas. Dalam banyak riwayat sejarah, ajaran Muhammad SAW telah (dapat) menyebar di hampir antero tanah Arab. Pengikutnya pun telah banyak. Satu per satu, secara bergelombang, datang menerimanya.

Kini, setelah kurang lebih 14 abad berlalu, ajaran Muhammad SAW telah menyentuh seluruh lapisan masyarakat global, dan pengikutnya lebih dari semiliaran orang. Suatu pencapaian yang hingga kini belum tertandingi oleh agama manapun di dunia ini.

Pos terkait