Saatnya Genetik Jadi Basis Budidaya Udang Indonesia

  • Whatsapp
Dr Hasanuddin Atjo (kiri) bersamaRobin Antony Pearl/ Foto: Istimewa

Berdasarkan hasil dialog maupun ulasan singkat diatas, bisa dipetik beberapa catatan bagi kemajuan industri perudangan di Indonesia yang sesungguhnya bisa menjadi terbesar karena memiliki sumber daya alam yang unggul.

Pertama, setidaknya ada tiga pendekatan yang perlu digaris bawahi dan ditindaklanjuti bahwa budidaya udang harus berbasis genetik, lingkungan dan integrasi mekanisasi digital. Desain atau peta jalan yang telah dibuat oleh Pemerintah perlu di re-desain.

Bacaan Lainnya

Kedua, perbaikan genetik terutama variasinya seyogyia-nya menjadi program super prioritas dari upaya pemerintah meningkatkan produksi udang sebesar 250 persen yakni dari 800 ribu ton pada tahun 2019 menjadi 2 juta ton. Penguasaan teknologi budidaya cacing sebagai pakan induk yang bebas penyakit juga menjadi bagian yang tidak kalah pentingnya.

Diharapkan tersedia benih udang dengan tiga keunggulan spesifik di Hatchery yaitu pertumbuhan cepat untuk wilayah yang lingkungan masih baik (green area), unggul survival untuk wilayah lingkungan kurang baik (red area) dan balance pertumbuhan-survival bagi wilayah cukup baik (yellow area).

Terakhir mendorong, memfasilitasi sektor swasta untuk membangun kerjasama dengan pihak luar yang lebih sukses mengembangkan Breeding Center sebagaimana yang dilakukan oleh beberapa negara seperti India, Vietnam dan Thailand.

Beberapa catatan kecil ini, kiranya dapat dilengkapi bagi penguatan program nasional udang Indonesia yang menargetkan peningkatan produksi sebesar 250 persen yaitu 2 juta ton di akhir tahun 2024. Dan sejumlah pihak optimis target itu bisa tercapai bilamana masalah genetik dan ketersediaan pakan induk berupa cacing hasil budidaya dapat diselesaikan. Semoga ***

Pos terkait